Tentang Yesus Marah

Membahas tentang kemarahan Yesus, sebagai berikut :




Ketika Yesus membersihkan tempat-tempat para penukar uang dan tempat para penjual hewan, Dia menunjukkan emosi dan kemarahan, berikut ini ayat-ayatnya:
  • “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Matius 21: 12-13; 
  • “Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.” Markus 11: 15-18;


Emosi Yesus digambarkan sebagai "Cinta yang berkobar" untuk rumah Allah (Yohanes 2:17).

“Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.” Yohanes 2: 13-22.  


Kemarahan Yesus adalah murni dan sepenuhnya dibenarkan karena berakar pada dipentingkannya kekudusan Allah dan penyembahan pada Allah. Karena kedua hal ini sedang dipertaruhkan pada saat itu, Yesus mengambil tindakan yang cepat dan tegas. 


Saat lain dimana Yesus menunjukkan kemarahan adalah di dalam sinagog di  Kapernaum. Ketika orang-orang Farisi menolak untuk menjawab pertanyaan Yesus, "Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka" (Markus 3: 5).

Sering kali, kita berpikir bahwa kemarahan itu egois, bentuk emosi yang merusak yang harus kita berantas dari kehidupan kita semua. Fakta bahwa Yesus kadang-kadang menjadi marah menunjukkan bahwa kemarahan itu sendiri, sebagai emosi, adalah amoral. Hal ini dinyatakan di bagian lain dalam Perjanjian Baru. Efesus 4:26 memerintahkan kita "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa" dan “janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Perintah ini bukanlah untuk "menghindari kemarahan" (atau menekan atau mengabaikannya) tetapi agar kita "berurusan dengan kemarahan secara benar dan pada saat yang tepat."


Berikut catatan fakta-fakta tentang kemarahan Yesus yang perlu kita perhatikan:


1) Kemarahan Yesus memiliki motivasi yang tepat. Dengan kata lain, ia marah untuk alasan yang tepat. Kemarahan Yesus tidak muncul dari argumentasi remeh atau karena adanya penghinaan terhadap pribadi-Nya. Tidak ada keegoisan yang terlibat.
2) Kemarahan Yesus memiliki fokus yang tepat. Dia tidak marah pada Tuhan atau pada "kelemahan-kelemahan" orang-orang lain. Kemarahan itu ditargetkan hanya pada perbuatan dosa dan pada ketidakadilan.

3) Kemarahan Yesus memiliki suplemen yang tepat. Markus 3: 5 mengatakan bahwa kemarahan-Nya disertai kesedihan atas tidak adanya iman dalam diri orang-orang Farisi itu. Kemarahan Yesus berasal dari kasih terhadap orang-orang Farisi dan kepedulianNya terhadap kondisi rohani mereka. KemarahanNya itu tidak ada hubungannya dengan kebencian atau niat jahat.

4) Kemarahan Yesua memiliki kendali yang tepat. Yesus tidak pernah keluar dari kendali, bahkan ketika Ia sedang dalam keadaan marah. Para pemimpin agama tidak senang ketika Yesus membersihkan Bait Allah (Lukas 19:47), tetapi Dia tidak melakukan apa pun yang berdosa. Ia yang mengendalikan/menguasai emosiNya; emosi tidak menguasai-Nya.

5) Kemarahan Yesus terjadi pada waktu yang tepat. Dia tidak membiarkan kemarahan-Nya berubah menjadi kepahitan; Dia tidak menyimpan dendam. Ia berurusan dengan setiap situasi dengan benar, dan menangani kemarahan dalam waktu yang tepat.
6) Kemarahan Yesus memiliki hasil yang tepat. Kemarahan Yesus memiliki konsekuensi tak terelakkan dari tindakan IlahiNya yang suci. Kemarahan Yesus ini, sebagaimana semua emosi-Nya, berada di dalam kesesuaian dengan Firman Allah; dengan demikian, respon Yesus selalu untuk mencapai kehendak Allah.

 
Bandingkan fakta-fakta tersebut di atas dengan ketika manusia biasa (kita) marah. Ketika kita marah, terlalu sering kita tidak memiliki kendali yang tepat atau fokus kita yang tidak tepat. Kita gagal dalam satu atau lebih dari poin-poin di atas, sehingga kita berdosa dalam kemarahan kita.

Inilah bukti kejahatan manusia, sehingga kita diberikan nasihat ini "Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus. Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus." (Yakobus 1: 19-20 ). 

Yesus tidak menunjukkan kemarahan manusia, melainkan kebenaran marah yang suci dari Allah.



Sumber : GotQuestions.org

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar