Tanda Nabi Yunus


Ungkapan "tanda nabi Yunus" digunakan oleh Yesus sebagai metafora tipologis untuk penyaliban, penguburan, dan kebangkitan-Nya


Image credit : youtube.com

Yesus menjawab dengan ungkapan ini ketika orang-orang Farisi bertanya meminta tanda ajaib untuk membuktikan bahwa Dia memang adalah Mesias. Orang-orang Farisi tetap tidak percaya pada pengakuan Yesus tentang diri-Nya, meskipun Dia baru saja menyembuhkan seorang yang kerasukan setan yang buta dan bisu. Tak lama setelah orang-orang Farisi menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa setan, pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka:: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!" (Matius 12:38-41)




Untuk sepenuhnya menghargai jawaban yang Yesus berikan, kita harus melihat kitab Yunus dalam Perjanjian Lama. Dalam pasal pertama, kita dapat membaca bahwa Allah memerintahkan nabi Yunus untuk pergi ke kota Niniwe dan memperingatkan bangsa itu bahwa Allah akan menghancurkan Niniwe karena kejahatan mereka. Yunus tidak taat dan melarikan diri dari Tuhan dan menuju kota Tarsis dengan perahu. Tuhan kemudian mengirim angin ribut yang menyebabkan awak kapal takut mati. Yunus segera dibuang ke laut dan atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (Yunus 1: 15-17). Setelah tiga hari, lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat. (Yunus 2:10).

Pada tiga hari inilah Yesus mengacu ketika Dia berbicara tentang ‘tanda nabi Yunus’. Yesus telah melakukan berbagai mukjizat yang disaksikan oleh banyak orang. Yesus baru saja melakukan tanda besar di hadapan orang-orang Farisi itu dengan menyembuhkan orang tuli yang kerasukan setan. Tetapi bukannya percaya, mereka malah menuduh Yesus melakukan mukjizat ini dengan kekuatan setan. Yesus mengetahui kekerasan hati mereka dan menolak untuk memberi mereka tanda ajaib sebagai bukti lebih lanjut atas identitas-Nya. Namun, Dia mengatakan bahwa akan ada satu tanda lebih lanjut yang akan datang, yaitu kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Ini akan menjadi kesempatan yang terakhir bagi mereka untuk diyakinkan.
Yesus memparalelkan orang-orang Farisi dengan orang-orang Niniwe untuk memberitahu mereka. Orang-orang Niniwe bertobat dari dosa-dosa mereka (Yunus 3: 4-10) setelah mendengar panggilan Yunus untuk bertobat, sedangkan orang-orang Farisi terus dalam ketidakpercayaan mereka meskipun mereka telah melihat sendiri mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Yesus mengatakan kepada orang-orang Farisi bahwa mereka bersalah karena ketidakpercayaan mereka, mengingat pertobatan orang-orang Niniwe, orang-orang berdosa yang telah menerima jauh lebih sedikit bukti dibandingkan orang-orang Farisi yang sudah melihat sendiri lebih banyak bukti yaitu mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus.
 
Tiga hari tiga malam vs tiga hari

Tapi siapakah kita untuk mempermasalahkan ungkapan "tiga hari tiga malam"?  Apakah Yesus mengatakan bahwa Dia akan mati selama 'tiga kali 24 jam penuh' sebelum Ia akan bangkit dari antara orang mati? Pernyataan seperti itu tidak pernah ada. Ungkapan "tiga hari tiga malam" tidak perlu betul-betul mengacu pada periode 72-jam penuh. Sebaliknya, menurut perhitungan waktu Ibrani, tiga hari bisa merujuk pada tiga hari sebagian atau tiga hari penuh. Yesus mungkin disalibkan pada hari Jumat (Markus 15:42). Menurut perhitungan standar, Yesus wafat sekitar pukul 3:00 sore (Matius 27:46) di hari Jumat (hari 1). Dia tetap mati pada hari Sabtu (hari 2) dan bangkit dari kematian pada dini hari di hari Minggu pagi (hari 3). Upaya untuk menempatkan kematian Yesus pada hari Rabu untuk mengakomodasi periode 72-jam penuh sama sekali tidak perlu begitu kita menerapkan metode Ibrani pada perhitungan hari, di mana awal hari dihitung pada saat matahari terbenam. Jadi ungkapan "tiga hari tiga malam" digunakan sebagai suatu bentuk pernyataan yang dimaksudkan untuk menandakan waktu manapun di dalam tiga hari tersebut.
 
Allah sering menggunakan tanda-tanda (atau mukjizat) dalam Alkitab untuk menunjukkan keaslian utusan pilihan-Nya. Tuhan menyediakan Musa beberapa tanda untuk membuktikan kepada orang-orang lain bahwa ia diutus oleh Allah (Keluaran 4: 5-9; 7: 8-10; 19-20). Allah menurunkan api di atas mezbah Elia selama kontes Elia dengan nabi-nabi Baal (1 Raja-raja 18: 36-39). Dia melakukan mujizat ini untuk membuktikan bahwa Allah Israel adalah satu-satunya Allah yang benar. Yesus sendiri melakukan banyak mujizat (atau "tanda-tanda") untuk menunjukkan kuasa-Nya atas alam (Matius 4:23; Markus 6: 30-44; Lukas 8: 22-24; Yohanes 6: 16-24). "Tanda nabi Yunus" akan berubah menjadi mukjizat terbesar Yesus dari semua mukjizat yang dilakukan-Nya. Kebangkitan Yesus dari antara orang mati akan menjadi tanda terutama Allah bahwa Yesus adalah sang Mesias yang telah lama ditunggu-tunggu bangsa Israel (Kisah Para Rasul 2: 23-32) dan mengkonfirmasi klaim/pengakuan Kristus atas keilahian-Nya (Roma 1: 3-4).


Sumber : GotQuestions.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar