Jadi hukum Taurat adalah penuntun yang menuntun kita kepada Kristus. Galatia 3:24 |
Kunci untuk
memahami hubungan antara orang Kristen dan Hukum Taurat adalah mengetahui bahwa
hukum Perjanjian Lama diberikan kepada bangsa Israel, bukan kepada orang Kristen.
Beberapa hukum dimaksudkan untuk tujuan berbeda, yaitu :
- untuk mengungkapkan kepada orang Israel bagaimana menaati dan menyenangkan Allah (misalnya : Sepuluh Perintah Allah).
- untuk menunjukkan kepada bangsa Israel bagaimana menyembah Allah dan bagaimana menebus dosa (dengan sistem korban).
- untuk membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain (aturan makanan dan berpakaian).
- "Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya." Roma 10:4;
- "23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun." Galatia 3: 23-25;
- "Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera" Efesus 2:15.
Maka orang Kristen berada di bawah hukum Kristus
("Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Galatia 6: 2), yang adalah untuk "mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu ... dan
untuk mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri " (37 Jawab Yesus
kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama
dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Matius 22:37-39). Jika kita mematuhi
kedua perintah ini, maka kita akan memenuhi semua yang Kristus kehendaki: “Pada
kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22:40.
Ini tidak berarti hukum Perjanjian Lama tidak relevan saat ini.
("Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya." Matius 5:17) Banyak dari perintah dalam hukum Perjanjian Lama termasuk dalam kategori
"mengasihi Allah" dan "mengasihi sesama kita." Hukum
Perjanjian Lama dapat menjadi tiang pemandu/panutan yang baik untuk mengetahui
bagaimana mengasihi Allah dan mengetahui bagaimana mengasihi sesama kita. Pada
saat yang sama, mengatakan bahwa hukum Perjanjian Lama masih berlaku bagi orang Kristen saat ini adalah tidak benar. Hukum Perjanjian
Lama merupakan suatu kesatuan hukum ("Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu,
tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya." Yakobus
2:10). Artinya, hukum Perjanjian Lama menuntut harus ditaati semua, atau tidak ditaati
sama sekali. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib adalah sempurna, cukup
satu kali untuk selama-lamanya karena pengorbanan-Nya telah menggenapi seluruh
tuntutan itu.
"Sebab
inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” 1 Yohanes 5:3). Sepuluh Perintah Allah
pada dasarnya adalah ringkasan seluruh hukum Perjanjian Lama. Sembilan dari
Sepuluh Perintah Allah jelas diulang dalam Perjanjian Baru (semuanya kecuali
perintah untuk menghormati hari Sabat). Jadi jelas, jika kita mengasihi Allah,
kita tidak akan menyembah allah-allah (ilah-ilah) palsu atau bersujud di
hadapan berhala-berhala apapun. Jika kita mengasihi sesama kita, kita tidak akan
membunuh mereka, kita tidak akan berbohong kepada mereka, tidak melakukan perzinahan
terhadap mereka, atau tidak mengingini apapun milik mereka. Tujuan dari
hukum Perjanjian Lama adalah untuk menyatakan kesalahan orang-orang dari
ketidakmampuan untuk menaati hukum dan untuk mengarahkan kita pada kebutuhan
kita akan Yesus Kristus sebagai Juruselamat ("7 Jika demikian, apakah yang
hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak!
Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga
tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan
mengingini!" 8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk
membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat
dosa mati. 9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang
perintah itu, dosa mulai hidup," Roma 7:7-9; "Jadi hukum Taurat adalah
penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25
Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah
pengawasan penuntun" Galatia
3:24).
Hukum Perjanjian Lama tidak pernah dimaksudkan oleh Allah untuk menjadi
hukum universal bagi semua orang selamanya. Kita harus mengasihi Allah dan
mengasihi sesama kita. Jika kita mematuhi dua perintah ini dengan setia, kita
akan menegakkan semua yang Allah kehendaki dari kita.
Sumber : GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar