Adanya begitu banyak agama dan klaim bahwa semua agama mengarah pada Allah tak diragukan lagi telah membingungkan banyak orang yang dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran tentang Allah, kebingungan ini alhasil terkadang menyebabkan keputusasaan untuk mencapai kebenaran mutlak mengenai masalah ini. Atau banyak juga yang akhirnya menganut ajaran universalis yang mengajarkan bahwa semua agama mengarah pada Allah. Tentu saja, orang-orang skeptis juga memakai kebingunan akibat adanya begitu banyaknya agama ini untuk membuktikan bahwa manusia tidak dapat mengenal Allah atau bahwa Allah itu sama sekali tidak ada.
18
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia,
yang menindas kebenaran dengan kelaliman. 19 Karena apa yang dapat mereka
ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada
mereka. 20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang
kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. 21 Sebab sekalipun mereka mengenal
Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur
kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang
bodoh menjadi gelap. 22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi
mereka telah menjadi bodoh.
Roma
1:18-22
Roma 1:18-22 berisi penjelasan Alkitabiah tentang mengapa ada begitu banyak agama. Kebenaran Allah telah dilihat dan diketahui oleh setiap manusia karena Allah telah menciptakan demikian. Tapi bukannya menerima kebenaran tentang Allah dan tunduk padanya, kebanyakan manusia malah menolaknya dan mencari jalan mereka sendiri untuk memahami Allah. Namun, jalan yang mereka usahakan sendiri ini tidak mengarah pada pencerahan tentang Allah, tapi kepada kesia-siaan berpikir. Di sinilah kita menemukan dasar dari "banyak agama."
Banyak orang tidak ingin percaya kepada Allah yang menuntut kebenaran dan moralitas, jadi mereka menciptakan Allah yang tidak membuat persyaratan semacam itu. Banyak orang tidak ingin percaya pada Allah yang menyatakan tidak mungkin manusia bisa mengusahakan jalan mereka sendiri ke surga. Jadi mereka menciptakan Allah yang menerima orang-orang ke surga jika mereka telah menyelesaikan beberapa langkah tertentu, mengikuti peraturan tertentu, dan/atau mematuhi hukum-hukum tertentu sekuat kemampuan mereka. Banyak orang tidak menginginkan hubungan dengan Allah yang berdaulat dan mahakuasa. Jadi mereka membayangkan Allah sebagai kekuatan mistik, daripada satu pribadi yang berkuasa dan berdaulat.
Adanya begitu banyak agama bukanlah argumen untuk melawan keberadaan/eksistensi Allah atau argumen untuk menyatakan bahwa kebenaran tentang Allah tidak jelas. Sebaliknya, adanya begitu banyak agama merupakan demonstrasi penolakan manusia terhadap satu-satunya Allah yang benar. Umat manusia telah menggantikan Dia dengan allah yang lebih sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Ini adalah usaha yang berbahaya. Keinginan untuk membuat allah yang cocok dengan pemikiran kita sendiri berasal dari hakekat alami dosa di dalam diri kita - suatu hakekat alami yang pada akhirnya akan "menuai kehancuran" (Galatia 6: 7-8).
Apakah semua agama mengarah pada Allah? Tidak. Semua orang – yang beragama maupun yang tidak beragama – pada akhirnya akan berdiri di hadapan tahta pengadilan Allah pada suatu hari nanti (Ibrani 9:27), namun kepemelukan suatu agama bukanlah hal yang menentukan nasib Anda di alam baka. Hanya iman kepada Yesus Kristus yang akan menyelamatkan. "Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup."1 Yohanes 5:12. Hanya sesederhana itu. Hanya dalam Kekristenan - iman dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus - mengarah pada pengampunan Allah dan hidup kekal. Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku". Yohanes 14:6. Apa yang anda percaya memang membuat perbedaan. Keputusan untuk menerima kebenaran tentang Yesus Kristus adalah sangat penting. Keabadian/kekekalan adalah waktu yang teramat sangat lama yakni selama-lamanya, oleh karena itu percayalah pada kebenaran Kristus agar anda berakhir dalam keabadian bersama Allah di Surga dan bukan terpisah dari Allah di neraka selama-lamanya.
Sumber :
GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar