Jawaban: Perayaan Passover adalah untuk mengingat peristiwa dalam sejarah Israel
ketika Allah melewati Mesir untuk menghancurkan anak sulung dari semua manusia dan
hewan (lihat Keluaran 11 dan 12.) Inilah akhir dari sepuluh tulah yang
ditimpakan Allah atas Mesir untuk memaksa Firaun agar membebaskan orang Israel
untuk meninggalkan Mesir dan dari penawanan mereka. Orang-orang Israel
diperintahkan Allah untuk mengambil darah seekor anak domba jantan - yang tidak
bercacat - dan mengoleskan darahnya di tiang pintu rumah mereka. Saat Allah
melihat darah anak domba, Dia akan "melewati" rumah itu. Ini adalah
bayangan/gambaran dari Anak Domba Allah yang kudus, Yesus, yang darahNya menutupi
dosa orang-orang yang percaya kepada-Nya, yang menyebabkan penghakiman Allah
melewati (pass-over)mereka. Sejak malam itu, orang Yahudi merayakan Passover
dengan mengingat anugerah Allah kepada mereka.
Telah terjadi ledakan minat untuk mengadaptasi perayaan Passover ke dalam Kekristenan.
Berbagai organisasi, seperti Jews for Jesus, telah lama mempromosikan layanan
Passover Kristen sebagai sarana bagi orang-orang Yahudi Mesianik untuk
mempertahankan warisan budaya mereka, sekaligus menyatakan iman Kristen mereka.
Mereka juga menggunakan Passover Kristen sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
kepada orang Kristen warisan agama Yahudi yang mereka hargai. Banyak ritual
yang terkait dengan Seder Passover memiliki penerapan pada iman Kristen, dan
perayaan Passover oleh orang Kristen menyediakan suatu cara unik untuk menyatakan
kisah keselamatan Kristus dalam ritual perayaan.
Apakah seorang Kristen merayakan Passover atau tidak, lebih merupakan masalah hati nurani bagi individu Kristen. Seperti halnya semua perayaan Yahudi Perjanjian Lama, perayaan Passover adalah bayangan dari karya penebusan Kristus di kayu salib. Kolose 2:16-17 mengatakan kepada kita bahwa kita harus “janganlah biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” Orang-orang Kristen tidak lagi terikat untuk merayakan hari raya Passover seperti orang Yahudi Perjanjian Lama, tetapi mereka seharusnya tidak memandang rendah orang percaya lain yang merayakan ataupun yang tidak merayakan Passover atau hari-hari khusus dan perayaan-perayaan Yahudi lainnya (Roma 14:5).
Apakah seorang Kristen merayakan Passover atau tidak, lebih merupakan masalah hati nurani bagi individu Kristen. Seperti halnya semua perayaan Yahudi Perjanjian Lama, perayaan Passover adalah bayangan dari karya penebusan Kristus di kayu salib. Kolose 2:16-17 mengatakan kepada kita bahwa kita harus “janganlah biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” Orang-orang Kristen tidak lagi terikat untuk merayakan hari raya Passover seperti orang Yahudi Perjanjian Lama, tetapi mereka seharusnya tidak memandang rendah orang percaya lain yang merayakan ataupun yang tidak merayakan Passover atau hari-hari khusus dan perayaan-perayaan Yahudi lainnya (Roma 14:5).
Jadi orang-orang Kristen tidak harus merayakan Passover, namun sangat bermanfaat untuk mempelajarinya dan dapat bermanfaat untuk merayakannya jika hal itu mengarah pada pemahaman dan penghargaan yang lebih besar atas kematian dan kebangkitan Kristus. Passover adalah gambaran indah tentang penebusan Kristus bagi umat-Nya dan pembebasan kita oleh Kristus dari belenggu dosa. Makna inilah yang harus kita rayakan setiap hari dalam hidup kita.
Sumber : GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar