Kekerasan dalam Perjanjian Lama, bagian 3




Dalam penaklukan Kanaan, Allah memerintahkan penumpasan total seluruh kota dan bangsa:  
"16 Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas, 17 melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, " (Ulangan 20: 16-17). Dan Yosua melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadanya (Yosua 10:40).





Mengapa Allah memberi perintah seperti itu? 

Kekerasan dalam Perjanjian Lama, bagian 2


"Apakah  Allah dapat disebut pembunuh karena membunuh banyak orang?"





Perjanjian Lama mencatat Allah membunuh banyak sekali orang, dan beberapa orang ingin mempercayai bahwa hal ini membuat Allah layak disebut pembunuh. Adanya kesalahpahaman yang mengidentikkan kata "to kill" dan "murder" sebagian didasarkan pada salah penerjemahan perintah ke 6 dari kesepuluh perintah Allah dalam Alkitab versi King James, yang berbunyi “Thou shalt not kill (Keluaran 20:13). Namun, kata “to kill” adalah terjemahan dari kata Ibrani ratsach, yang hampir selalu mengacu pada pembunuhan yang disengaja tanpa sebab. Pengartian yang benar untuk perintah ke 6 ini seharusnya memakai kata "murder" di mana semua terjemahan modern mengartikan perintah sebagai "You shall not murder." Alkitab dalam versi English Basic menerjemahkan dengan benar : "Do not put anyone to death without cause."

Apa yang Alkitab katakan tentang Hukuman Rajam pada Anak yang Memberontak

"Apakah Alkitab benar-benar mengatakan bahwa orang tua harus menghukum mati anak mereka dengan melempari batu apabila anak mereka memberontak?"

Bagian ini menimbulkan banyak pertanyaan dan merupakan salah satu pertanyaan yang memerlukan penjelasan serius. Imamat 20:9 mengatakan, "Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri.”


Apa yang Alkitab Katakan tentang Hukuman Rajam dengan Melempari Batu



"Apa yang Alkitab katakan tentang hukuman rajam (hukuman mati dengan melempari batu)?"



Ini juga salah satu bagian yang banyak diserang / dikritik oleh skeptis, mereka menuduh Allah dalam Perjanjian Lama sebagai : kejam, pembunuh dan sangat jahat terhadap umat manusia. Bahkan orang Kristen yang kurang mempelajari Alkitab pun banyak yang terperangah ketika ditunjukkan pada bagian ini. Maka untuk mengerti kebenaran dari firman Allah, mari kita meneliti bagian ini dari Kitab Suci.

Apakah itu hukuman rajam?
Hukuman rajam adalah metode hukuman yang dijalankan oleh sekelompok orang, biasanya rekan-rekan dari pihak orang yang bersalah, dengan melempari batu orang terkutuk itu sampai dia mati. Cara mati dengan dirajam ditetapkan dalam Hukum Perjanjian Lama sebagai hukuman untuk berbagai macam dosa. Baik hewan maupun manusia dapat menjadi obyek hukuman rajam (Keluaran 21:28), dan hukuman rajam ini tampaknya dikaitkan dengan dosa-dosa yang menyebabkan kerusakan permanen pada kerohanian atau kemurnian secara seremonial dari seseorang ataupun binatang.

Kekerasan dalam Perjanjian Lama, bagian 1

Mengapa Allah memerintahkan tindakan kekerasan dalam Perjanjian Lama?




Fakta bahwa Allah memerintahkan pemusnahan seluruh bangsa di Perjanjian Lama telah lama menjadi sasaran kritik keras dari penentang-penentang Kekristenan. Bahwa memang ada kekerasan dalam Perjanjian Lama adalah tidak terbantahkan. Pertanyaannya adalah apakah kekerasan dalam Perjanjian Lama dapat dibenarkan dan diampuni oleh Allah. Dalam buku laris, The God Delusion, karangan seorang atheis bernama Richard Dawkins, ia mengacu pada Allah dari Perjanjian Lama sebagai "pendendam, pembersih etnis yang haus darah." Wartawan bernama Christopher Hitchens mengeluh bahwa Perjanjian Lama berisi perintah untuk melakukan "pembantaian membabi buta." Kritik-kritk lain atas Kekristenan rata-rata bernada tuduhan yang sama, menuduh Yahweh telah melakukan suatu "kejahatan terhadap kemanusiaan".

Tetapi apakah kritik-kritik ini benar? Apakah benar Allah dalam Perjanjian Lama itu adalah "monster moral" yang sewenang-wenang memerintahkan pemusnahan orang-orang tak bersalah, perempuan, dan anak-anak? Apakah reaksi Allah atas dosa-dosa orang Kanaan dan orang Amalek merupakan tindakan kejam "pembersihan etnis" yang tidak berbeda dari kekejaman yang dilakukan oleh Nazi? Atau mungkinkah bahwa Allah memiliki alasan moral yang cukup untuk memerintahkan penghancuran bangsa-bangsa ini?