Perempuan Samaria di sumur Yakub



Apa yang dapat kita pelajari dari perempuan Samaria ini?

Kisah seorang perempuan Samaria yang tak disebut namanya di sebuah sumur, dicatat hanya dalam Injil Yohanes, merupakan satu peristiwa yang mengungkap, dipenuhi banyak kebenaran dan pelajaran-pelajaran penting bagi kita saat ini. Kisah perempuan di sumur melanjutkan bagian percakapan Yesus dengan Nikodemus, seorang Farisi dan anggota terkemuka dari Sanhedrin Yahudi (Yohanes 3:1-21). Kemudian dalam Yohanes 4:4-42 kita dapat membaca tentang percakapan Yesus dengan seorang perempuan Samaria yang datang sendirian untuk mengambil air dari sumur (dikenal sebagai sumur Yakub) yang terletak sekitar setengah mil jauhnya dari kota Sikhar di Samaria.

Meneladani Kehidupan Ester


Sudahkah anda membaca dan merenungkan kitab Ester? Apa yang dapat kita teladani dari kehidupan Ester?




Siapakah Ester?

"Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai."  Ester 2:7


Menurut ayat di atas, Ester adalah seorang gadis Yahudi yatim piatu, terlahir dengan nama Ibrani : Hadasa, yang di angkat anak oleh Mordekhai, paman/saudara ayahnya, karena ia sudah tidak beribu-bapak lagi. Ester harus keluar dari lingkungan yang dikenalnya dan meninggalkan orang yang telah membesarkan dan yang dikasihinya, yaitu pamannya, Mordekhai, karena ia kini ditempatkan di istana untuk menjadi salah satu wanita yang akan dipakai untuk memenuhi keinginan seksual raja. Raja Ahasyweros (Xerxes) adalah putra dari raja terkenal, Darius I, yang disebutkan dalam Ezra 4:24; 5:5-7; 6:1-15; Daniel 6:1, 25; Hagai 1:15; dan 2:10. Kisah Ester dan raja Ahasyweros ini terjadi sekitar tahun 483 SM. Kerajaan raja Ahasyweros ini sangat besar; bahkan pada kenyataannya, adalah kerajaan terbesar yang pernah ada di dunia. Kerajaannya meliputi wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki, Irak, Iran, Pakistan, Yordania, Lebanon, dan Israel; juga mencakup bagian dari zaman modern Mesir, Sudan, Libya, dan Arab Saudi.

3 Hal yang Dapat Kita Pelajari dari Yunus



Sombong, keras kepala, tidak patuh, tidak setia, tukang mengeluh, dan seorang pemarah, seorang tua kikir pembangkang itulah Yunus, yang namanya berasal dari kata Ibrani ‘Yonah’ = dove, berarti ‘burung merpati” atau ‘orang yang menganjurkan perdamaian’! Yunus bin Amitai, yang berasal dari Gat-Hefer di Zebulon (disebut Gittah-Hefer di Yosua 19:10-13). Dia adalah yang paling awal dari para nabi dan dekat di belakang Elisa di tempatnya dalam Perjanjian Lama. Kisah Yunus diceritakan secara singkat (hanya 48 ayat)namun penuh kekuatan di dalam kitab Yunus.




9 Cara untuk Mengetahui Kehendak Tuhan

Lanjutan dari posting 5 Syarat untuk Mengetahui Kehendak Tuhan
 


 
Banyak orang-orang percaya yang masih bergumul untuk mengetahui apakah sebenarnya kehendak Allah bagi diri mereka. Ada hal-hal yang dinyatakan secara jelas dalam Alkitab misalnya agar kita mengampuni orang yang bersalah terhadap kita, bahkan agar kita mendoakan orang yang menganiaya kita. Namun, bagaimana kita dapat mengetahui kehendak Allah untuk hal-hal praktis dalam kehidupan seperti: hal memilih pekerjaan, mencari pasangan hidup, menentukan study lanjutan maupun memilih tindakan tertentu yang berkenan kepada Allah ketika kita harus menyikapi / menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Apakah yang dikatakan Alkitab tentang cara-cara untuk mengetahui kehendak Allah?


Berikut ini 9 cara untuk mengetahui kehendak Tuhan dan penjelasannya :

5 Syarat untuk Mengetahui Kehendak Tuhan

Setelah menentukan resolusi Tahun Baru anda, mungkin beberapa dari anda masih bertanya-tanya tentang apakah sebenarnya kehendak Tuhan dalam hidup anda. Maka topik kali ini adalah,


Bagaimana mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup anda?

Apakah yang dimaksud dengan kehendak Tuhan:

  1. Yang dimaksud dengan kehendak Tuhan di sini bukanlah rencana Allah yang sudah Ia tetapkan sejak semula, tetapi apa yang Tuhan kehendaki untuk anda lakukan dalam situasi dan kondisi tertentu.
  2. Jika anda telah menerima Yesus secara sungguh-sungguh sebagai Juruselamat dan juga sebagai Tuhan dalam hidup anda, maka untuk mengetahui kehendak Tuhan dalam arti ini sangat penting bagi kita.



Berikut ini 5 syarat untuk mengetahui kehendak Tuhan:

Arti Salib


Sederhananya, arti salib adalah kematian. 

Dari sekitar abad ke-6 Sebelum Masehi hingga abad ke-4 Sesudah Masehi, salib adalah alat eksekusi yang menyebabkan kematian dengan cara yang paling menyiksa dan paling menyakitkan. Dalam penyaliban, seseorang diikat atau dipakukan ke kayu salib dan dibiarkan menggantung sampai mati. Kematian akan menjadi lambat dan sangat menyakitkan; pada kenyataannya, kata bahasa Inggris 'excruciating' [= sangat menyakitkan] secara harfiah berarti "akibat dari penyaliban." Namun, karena Kristus dan kematian-Nya di kayu salib, arti salib hari ini benar-benar berbeda.


Dalam iman Kristen, salib adalah persimpangan kasih Allah dan keadilan-Nya


image credit : www.bible-history.com

Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Referensi untuk Yesus sebagai Anak Domba Allah menunjuk kembali kepada institusi Paskah Yahudi dalam Keluaran 12. Bangsa Israel diperintahkan untuk mengorbankan anak domba yang tak bercacat dan mengoleskan darah anak domba itu pada tiang pintu rumah mereka. Darah akan menjadi tanda bagi Malaikat Maut untuk "pass over" [=melewati] rumah itu, meninggalkan mereka yang ditutup oleh darah dalam keselamatan. Ketika Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis, Yohanes mengenal-Nya dan berseru, "Lihatlah, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" Yohanes 1:29, dengan demikian mengidentifikasi  Yesus dan rencana Allah bagi-Nya untuk dikorbankan sebagai tebusan dosa.

Siapakah yang menyalibkan Yesus?


Jawaban atas pertanyaan ini memiliki banyak sisi.


Pertama, tidak ada keraguan bahwa para pemimpin agama Israel bertanggung jawab atas kematian Yesus. Matius 26:3-4 memberitahu kita bahwa "Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas,  dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia." Para pemimpin Yahudi menuntut orang-orang Romawi agar Yesus dihukum mati (Matius 27: 22-25). Mereka tidak dapat membiarkan Yesus terus bekerja menunjukkan tanda-tanda dan keajaiban karena hal itu mengancam posisi dan tempat mereka dalam masyarakat beragama yang mereka dominasi (Yohanes 11: 47-50), sehingga "mereka sepakat  membunuh Dia" Yohanes 11:53.


"Ampunilah aku, Tuhan Yesus. Dosa-dosaku telah menyalibkan Engkau. Terimakasih atas kasih pengorbanan-Mu." (Credit: a crucifixion scene from The Passion of the Christ, the movie.)

Cinta / Kasih Terbesar


Lagu berjudul 'The Greatest Love of All' [cinta/kasih terbesar] pernah populer pada tahun 1985. Lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi berbakat Whitney Houston, yang menyatakan lewat lirik lagunya bahwa kasih terbesar adalah mengasihi diri sendiri. Persisnya lirik lagu itu berbunyi : Belajar untuk mencintai/mengasihi dirimu sendiri, adalah cinta terbesar. [Learning to love yourself. It is the greatest love of all]. Tetapi, Alkitab mengajarkan hal yang sangat berbeda tentang kasih terbesar ini.


Menurut Yesus, kasih yang manusia berikan (baik bagi orang lain dan  bagi Allah) haruslah memenuhi segala perintah Allah tentang kasih seperti yang tertulis dalam Matius 22:36-40 :
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." 




Arti Cinta Menurut Alkitab


Arti sebenarnya dari cinta, sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab, telah rusak dalam penggunaan umumnya  dari segi pemakaian arti yang salah dari kata bahasa Inggris 'love' dan dari sisi penerapan arti yang salah ini dalam masyarakat. Paling sering, cinta  diartikan dengan 'gairah' yang menyenangkan, perasaan "bahagia" yang kita rasakan ketika kita "jatuh cinta." Cinta semacam ini adalah sesuatu yang berlangsung biasanya kurang dari satu tahun (kecuali jika benar-benar digantikan oleh cinta sejati), dan biasanya berakhir dengan hubungan yang retak, kacau atau gagal.



Asal Mula Cinta

Alkitab menunjukkan bahwa cinta/kasih itu berasal dari Allah. Bahkan, Alkitab mengatakan "Allah adalah kasih." Cinta adalah salah satu ciri utama dari Allah. Demikian juga, Allah telah menganugerahi kita dengan kapasitas/kemampuan untuk mencintai/mengasihi, karena kita diciptakan menurut gambar-Nya. Kapasitas untuk mencintai ini adalah salah satu bukti di mana kita "diciptakan menurut gambar Allah."

Doa Pengakuan Daniel


 "Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. ...... Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku, sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!"(Daniel 9: 1-6, 20-23)

Sangat sering ketika kita berdoa kita kurang menyadari apa yang sedang terjadi. Pada saat yang sama ketika Daniel sedang berdoa, Roh Tuhan sedang bekerja di Cyrus. Cyrus sedang memberikan instruksi untuk kembali dari Babel pada sebagian orang-orang yang ditahan dalam perbudakan disana. Raja memberi keputusan bahwa orang-orang boleh keluar dari pembuangan dan kembali ke Yerusalem. Daniel tidak mengetahui hal ini, tapi satu hal yang ia ketahui adalah Allah telah menyatakan dengan tepat bahwa setelah 70 tahun masa pembuangan, akan ada sisa bangsa Israel yang kembali. Daniel mengetahui hal ini dari kitab Yeremia (“Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.” Yeremia 5:11). Ini menunjukkan kepada kita bahwa kitab tersebut beredar pada saat itu, Daniel membacanya sehingga dia mengetahui pikiran Tuhan.
Dari sini kita dapat mengambil satu prinsip. Apakah kita mengetahui pikiran Tuhan? Lalu bagaimana kita dapat mengetahui pikiran Allah, apakah dari para ahli filsafat dunia ini? Hanya ada satu sumber di mana kita dapat menemukannya, yaitu di dalam firman Allah, bukan dalam Taurat karena Taurat berkaitan dengan Israel, bahkan bukan dalam sejarah Israel dan banyaknya pelajaran yang dapat kita pelajari di sana,tetapi di dalam Perjanjian Baru yang secara khusus berbicara tentang posisi, hak-hak istimewa dan tanggung jawab orang Kristen di dunia ini. Di sinilah kita dapat belajar tentang pikiran Tuhan, dan ketika kita belajar serta mencari kasih karunia untuk mematuhinya maka berkat Tuhan datang. Jadi Daniel segera mengetahui bahwa waktunya telah tiba. Dia selalu sesuai dengan pikiran Allah, tetapi sekarang dia tahu bahwa saat yang telah ditentukan itu telah tiba, sehingga ia mengarahkan wajahnya dengan ketekunan yang sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan tentang hal khusus itu.

Berdoa Seperti Daniel


"Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." Daniel 6:11

 
Pernahkah anda berdoa ketika anda sedang sangat putus asa, kecewa atau ketakutan? Begitu putus asa dan dalamnya kekecewaan / ketakutan itu seakan-akan anda sedang berada dalam suatu lembah atau lubang keklaman yang gelap dan dalam. Saya pernah mengalami hal itu baru-baru ini. Dan ketika itu, disamping merasa putus asa dan kecewa, saya juga merasa lapar.

Perasaan putus asa dan kecewa begitu mempengaruhi saya, tetapi kedua hal ini berada di luar kendali saya, dan ini membuat saya ingin mencari kenyamanan yang dapat saya kendalikan, yaitu makan.  Sehingga saya makan dan makan. Bagi beberapa orang, makan ketika sedang putus asa dan sedang mengalami kekecewaan berat sepertinya merupakan cara mudah untuk mendapatkan kenyamanan.

Namun dalam situasi ini, apa yang terasa menghibur di mulut, tidak mengurangi rasa putus asa dan kekecewaan hati saya.
 


Aku akan berdoa seperti Daniel.

Daniel dalam Persekutuan Doa


Daniel berdoa secara pribadi, namun kita dapat juga menerapkan sikap ini dalam doa-doa kita di rumah dan dalam persekutuan-persekutuan doa. Merupakan suatu sukacita di pagi hari ini ketika saya dapat berlutut berdoa bersama dengan pasangan dimana saya tinggal untuk bersama –sama mendoakan banyak hal. Terima kasih Tuhan untuk rumah-rumah di mana suami dan istri (dan anak-anak juga, jika mungkin) dapat berlutut bersama sebagai keluarga untuk berdoa, menjadikan berdoa suatu yang tetap yang tidak dapat dialihkan (kecuali oleh sesuatu hal luar biasa yang terjadi sesuai kehendakNya) . Dan ketika orang-orang muda dibesarkan dalam sikap berdoa, ketika mereka beranjak dewasa, sikap doa itu akan menjadi suatu kebiasaan untuk terus dilanjutkan. Secara kolektif, doa adalah kekuatan kita sebagai jemaat, doa-doa khusus untuk mendoakan kebutuhan yang spesifik, dan tidak hanya dalam kaitannya dengan kelompok, tetapi juga untuk dalam masalah-masalah internasional.

Bagaimana dengan kita pada hari ini? Kita memuji Tuhan bersama-sama dan berdoa bersama pada awal pertemuan untuk khusus mendoakan keselamatan jiwa-jiwa yang berharga. Janganlah lupa untuk selalu mendoakan jiwa-jiwa yang masih terhilang. Hal ini sangatlah penting, namun ada hal yang penting yaitu otoritas Allah sesuai dengan kehendak-Nya yang Ia nyatakan melalui firman-Nya. Allah telah menunjukkan bagaimana orang Kristen harus berkumpul bersama dalam nama Tuhan Yesus (Matius 18: 20), tanpa melibatkan organisasi ataupun otoritas tertentu. Allah telah memberikan instruksi yang tepat mengenai hal-hal ini. Hari ini gereja adalah 'tempat' Nya dan umat-Nya yang telah dibawa kepada-Nya melalui kematian Tuhan Yesus Kristus adalah dimana kepentingan-Nya berpusat. Ada kasih dalam kepemimpinan Kristus dan dalam kuasa dan pelayanan Roh Kudus, dan tepat disanalah Kristus dapat ditemukan "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Matius 18 : 20). Saya percaya inilah tanah, kota, rumah dan nama yang mewakili kita saat ini. Ini adalah hal-hal yang telah diserang oleh kekuatan musuh, tetapi di dalam Kristus semua hal-hal ini aman dan tidak akan pernah dapat ditumbangkan.


Marilah kita bertekuk lutut (tunduk sepenuhnya) di hadapan Allah selagi kita diberi kesempatan. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Matius 22:37

Kehidupan Doa Pribadi Daniel_Bagian 2


Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Daniel 6:11

Posting ini merupakan sambungan dari bagian 1


Daniel berlutut ketika berdoa. 


Jika kita memiliki  waktu, berlututlah. Mari kita menekuk lutut kita di hadapan tahta keagungan Allah yang maha tinggi, dan menunjukkan rasa hormat kita terhadap-Nya. Namun betapapun besarnya berkat-berkat yang telah Dia berikan kepada kita, kita masih makhluk lemah yang sering gagal untuk sungguh-sungguh dapat bertekuk lutut di hadapanNya. Ini bukan sekedar sikap tubuh, namun lebih kepada sikap hati kita. Penyerahan dan ketundukan yang murni dan total dari hati, jiwa dan pikiran kita kepada seluruh kuasa dan kehendak Allah. ("Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Matius 22:37) Betapa kita telah diberikan hak istimewa ketika kita dimampukan untuk dapat sungguh-sungguh  bertekuk lutut di hadapanNya, karena hal ini menunjukkan bahwa kita mengakui otoritas, keagungan, kebesaran, dan kemuliaan Allah.

Kehidupan Doa Pribadi Daniel_Bagian 1


Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Daniel 6:11

Posting ini adalah lanjutan dari posting : Rahasia Doa yang Efektif


Daniel sungguh memiliki hikmat tentang kehendak Allah. 

Hal ini ditunjukkan dari bagaimana dia membuka jendela ke arah Yerusalem. Ketika Bait Suci didedikasikan, Salomo berdoa kepada Allah demikian, “Apabila mereka berdosa kepada-Mu--karena tidak ada manusia yang tidak berdosa--dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri yang jauh atau yang dekat, dan apabila mereka sadar kembali dalam hatinya di negeri tempat mereka tertawan, dan mereka berbalik, dan memohon kepada-Mu di negeri tempat mereka tertawan, dengan berkata: Kami telah berdosa, bersalah, dan berbuat fasik, apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu, maka Engkau kiranya mendengarkan dari sorga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan segala permohonan mereka dan kiranya Engkau memberikan keadilan kepada mereka, dan Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa kepada-Mu.” (2Tawarikh 6:36-39). 

Rahasia Doa yang Efektif


"Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6: 11)



Saya memilih bagian dalam pasal 6 ini untuk menunjukkan sedikit dari kehidupan doa pribadi Daniel sebelum kita mempertimbangkan dua bagian lainnya. Di sini kita menemukan rahasia sebenarnya akan kehebatan orang ini. Daniel adalah seorang tawanan di Babel namun dalam hal ini ia tidak tunduk pada hukum raja Babel, ia tidak tunduk pada peraturan-peraturan yang diberlakukan kepadanya, ia hanya benar-benar peduli untuk melakukan kehendak Allah. Dia mengetahui kehendak Allah, dan apapun keadaan atau situasi pada saat itu, ia tetap tunduk pada kehendak Allah itu terlepas dari bahaya dan perlawanan yang akan timbul. Daniel adalah seorang pria sejati yang beriman.

Persekutuan Pribadi dengan Tuhan

Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Yeremia 33:3.


Bagi beberapa dari anda yang membaca artikel ini, Allah sedang memberitahu anda, - 
“Lihat, Aku ingin meluangkan waktu untuk bersekutu denganmu,” -namun anda tidak mendengarNya.  
“Aku mencintaimu dan aku ingin berbicara dengan engkau, tetapi engkau tidak menghiraukan Aku dan melemparkan Aku di bawah karpetmu.“ 
“Engkau telah kehilangan kasihmu yang semula kepadaKu.”
Kita memperlakukan Allah seolah-olah Dia adalah orang tua menjengkelkan yang sering kita lihat di film-film.

Kehidupan Doa Daniel

Memasuki tahun baru 2016 ini, Pesan Injil mengajak anda untuk bersama-sama melihat bagaimanakah situasi kehidupan doa anda selama ini. Mungkin sebagian besar kita telah mengetahui, bahwa doa bagaikan nafas rohani kita. Dapat dibayangkan apabila tubuh jasmani tidak bernafas, maka tubuh akan sesak dan akhirnya mati. Demikian pula halnya kerohanian kita, akan menjadi lesu, lemah dan kering. Doa adalah kebutuhan penting bagi orang percaya, untuk berbicara, bercakap-cakap dengan Allah Bapa yang kita kenal di dalam Yesus Kristus. Ingatlah kasih setiaNya, bahwa kita yang percaya telah diadopsi menjadi anak-anak Allah, maka tidak berdoa sama seperti seorang anak yang acuh tak acuh dan tidak menghiraukan ayahnya sendiri. Bukan Allah yang rugi jika kita tidak berdoa, namun kitalah yang rugi karena mensia-siakan kesempatan/kehormatan "berbicara secara dekat" dengan Bapa Surgawi.




"Menjadi seorang Kristen tanpa brdoa adalah tidak lebih daripada menjadi seorang yang hidup tanpa bernapas." -Martin Luther.  Image courtesy: www.spreadJesus.org


Kali ini mari kita melihat bersama bagaimana kehidupan doa seorang tokoh ternama di dalam Alkitab, yaitu Daniel, yang begitu mengagumkan dan perlu kita teladani di dalam kehidupan kita.

Mau Masuk Surga, Karena Takut Neraka


SURGA bukanlah tempat untuk orang-orang yang takut akan neraka! Surga adalah Kerajaan Allah, tempat maha suci milik Allah. Surga hanya untuk orang-orang yang mengasihi Allah dengan sepenuh hati, seluruh jiwa dan segenap pikirannya. Orang-orang inilah yang dibenarkan oleh Allah untuk masuk ke dalam KerajaanNya.



Kasih Terbesar



Kasih terbesar dari segala kasih yang ada.



Setiap orang tentu senang dicintai / dikasihi. Tentunya dunia ini akan jauh lebih indah jika setiap manusia saling mengasihi satu dengan yang lain. Berbicara tentang kasih menjelang tanggal 14 Februari yang semakin dikenal sebagai hari kasih (menurut tradisi duniawi yang dikenal global sebagai hari Santo Valentino/ Saint Valentine). Dimana kasih makin diartikan secara sempit sebatas dua orang yang sedang menjalin asmara. Kita juga akan menemukan banyak pedagang asongan yang mulai menjual bunga mawar dibungkus plastik bening berpita. Bunga mawar sebagai tanda kasih, untuk diserahkan dan sebagai alat menyatakan kasih kepada orang yang dikasihi. 

Berbicara tentang kasih, ada kasih antar sesama, baik itu antara saudara, antara orang tua dan anak, atau kasih persahabatan antara sahabat. Pertanyaannya, apakah kita sungguh-sungguh sanggup mengasihi sesama? Mengingat setiap manusia cenderung egois dan mementingkan kepentingan diri sendiri. Kecenderungan yang ada seringkali, kita mengasihi diri sendiri dan mendahulukan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan orang lain. 


Resolusi Tahun Baru Terbaik

Resolusi tahun baru : 1. menurunkan berat badan, 2. Berhenti minum minuman keras, 3. Berhenti merokok, 4. Bergabung di klub fitness, 5. Mencari pekerjaan baru, 6. Melunasi hutang-hutang, 7. Sekolah lagi. 
 
Memasuki tahun baru 2015, sudah terpikirkah apa resolusi yang hendak anda capai di tahun baru ini? Mungkin anda berpikir, hampir setiap tahun baru anda membuat resolusi, namun tak satupun yang akhirnya benar-benar terpenuhi. Sering kita bersemangat membuat resolusi di awal tahun namun kemudian macet di pertengahan tahun bersamaan dengan menurunnya semangat dan menghilangnya suasana tahun baru. Berbicara mengenai resolusi di tahun baru, mayoritas kita sering membuat resolusi-resolusi jasmaniah, seperti misalnya : ingin bertubuh lebih langsing, hidup lebih sehat, hidup lebih produktif, lebih baik dalam mengatur keuangan, lebih sukses dalam karir, lebih banyak jalan-jalan ke tempat-tempat eksotis favorit, bisa ke luar negeri, mendapatkan kekasih idaman di tahun ini, mendapatkan promosi atau jabatan incaran dan lain lain. Namun bagaimana dengan resolusi yang terkait dengan kekekalan, pencapaian kerohanian? Pernahkah hal seperti ini terpikirkan untuk menjadi resolusi tahun baru anda? Atau mungkin anda bahkan menganggap, tidak penting bagi anda untuk menetapkan resolusi perubahan untuk diraih di tahun baru ini?