Cinta / Kasih Terbesar


Lagu berjudul 'The Greatest Love of All' [cinta/kasih terbesar] pernah populer pada tahun 1985. Lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi berbakat Whitney Houston, yang menyatakan lewat lirik lagunya bahwa kasih terbesar adalah mengasihi diri sendiri. Persisnya lirik lagu itu berbunyi : Belajar untuk mencintai/mengasihi dirimu sendiri, adalah cinta terbesar. [Learning to love yourself. It is the greatest love of all]. Tetapi, Alkitab mengajarkan hal yang sangat berbeda tentang kasih terbesar ini.


Menurut Yesus, kasih yang manusia berikan (baik bagi orang lain dan  bagi Allah) haruslah memenuhi segala perintah Allah tentang kasih seperti yang tertulis dalam Matius 22:36-40 :
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." 




Menurut Alkitab, kasih Allah digambarkan : besar dan tak terpahami. Kasih Allah dibandingkan dengan tingginya langit di atas bumi dan bahkan mengatasi / lebih tinggi dari langit.
  • Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. Mazmur 17:7
  • Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 1Yohanes 3:1
  • Sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. Mazmur 57:11
  • Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; Mazmur 103:11
  • Sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan. Mazmur 108:5


Cinta / Kasih Terbesar

Yesus mendefinisikan cinta/kasih terbesar ini sebagaimana yang tertulis dalam Injil Yohanes:
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13)

Pada salib (Yesus) aku berlutut, dimana darahMu telah tercurah bagiku. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasihMu.

Yesus sendiri telah memenuhi syarat kasih terbesar ini dengan mati bagi kita agar kita dapat diampuni dari segala dosa kita dan memiliki persekutuan dengan Allah, inilah kasih terbesar yang pernah ada di muka bumi.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5: 8)
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- Efesus 2:4-5

Kasih Allah yang luar biasa ini adalah contoh yang harus kita teladani sebagai orang-orang percaya yang mengikuti Yesus Kristus.
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yohanes 3:16)

Menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita bukanlah pesan dari dunia, dan dari sudut pandang ‘modern’ hal ini dipandang sebagai suatu kebodohan. Bahkan dalam agama-agama lain, penyerahan nyawa seseorang tidak dianjurkan

Sebagai seorang karyawan di sebuah rumah sakit Yahudi (Cedars-Sinai Medical Center), saya telah memiliki banyak kesempatan untuk pergi ke seminar tentang etika medis dan Yudaisme. Misalnya saya berikan disini adalah contoh dari Yudaisme Ortodoks:
  • Jika ada dua orang yang terdampar di gurun. Satu orang memiliki air, sementara yang lain tidak. Ada air tetapi hanya cukup untuk menyelamatkan satu orang. Namun, jika air itu dibagi, maka keduanya akan mati karena keduanya akan kekurangan air. Apa yang akan dilakukan pria yang mempunyai air itu?
Jawaban berdasarkan Yudaisme adalah : pria yang mempunyai air harus menghabiskan sendiri airnya untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. Tetapi tentu saja, jawaban Kristen adalah : pria yang mempunyai air harus memberikan airnya dan mengorbankan/menyerahkan hidupnya sendiri. Saya membahas contoh khusus ini dengan atasan saya yang orang Yahudi dan yang menikah dengan seorang sarjana Yudaisme. Rupanya, perbedaan jawaban ini membuatnya cukup terkesan, karena kemudian topik ini dibahas oleh suami dan istri tersebut, yang lalu memberitahukan lagi hasil percakapan mereka tersebut kepada saya. Ketika dihadapkan dengan perbedaan antara Yudaisme dan Kekristenan, mereka berdua berpikir dan setuju bahwa Kristen mengambil landasan moral yang lebih tinggi.

Kasih Allah di dalam Kristus telah memungkinkan para murid-Nya untuk secara sukarela menyerahkan hidup mereka sendiri bagi orang lain. Anda juga dapat mengalami kasih seperti ini dan menyebarkan kasih yang rela berkorban ini kepada orang lain.


Sumber : The Greatest Love of All oleh Rich Deem, Godandscience.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar