Jika keselamatan hanya melalui iman kepada Yesus yang mati sebagai tebusan dosa-dosa kita, lalu bagaimana orang-orang yang hidup di jaman sebelum Yesus dapat selamat?
Image credit: http://www.davidsonpress.com/salvation/salvation1.htm |
Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, dasar keselamatan selalu adalah
kematian Kristus. Tidak ada seorangpun, baik sebelum penyaliban Yesus maupun
sejak penyaliban Yesus, yang dapat diselamatkan tanpa adanya penebusan dosa oleh kematian Kristus. Kematian Kristus membayar hukuman bagi dosa-dosa masa lalu
orang-orang kudus Perjanjian Lama dan dosa-dosa masa depan orang-orang kudus
Perjanjian Baru.
Persyaratan untuk keselamatan
selalu hanya iman. Obyek iman
seseorang bagi keselamatan selalu adalah Allah. Pemazmur menulis, "Berbahagialah semua orang yang berlindung
pada-Nya!" (Mazmur 2:12). Kejadian 15:6 memberitahu kita bahwa Abraham
percaya kepada Allah dan itu cukup bagi Allah untuk memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran (lihat juga Roma 4:3-8). Persembahan binatang sebagai
korban bakaran penutup dosa dalam sistem Perjanjian Lama tidak dapat menghapus dosa secara permanen (Ibrani
10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan
menghapuskan dosa.), ini jelas diajarkan dalam Ibrani pasal 10 ayat 1-10. Persembahan binatang sebagai korban bakaran penutup dosa, bersifat sementara, merupakan bayangan yang menunjuk kepada korban tebusan dosa yang sempurna dan permanen yaitu Anak Allah pada saat Dia mencurahkan darah-Nya
bagi umat manusia yang berdosa.
Apa yang telah berubah selama berabad-abad adalah isi iman seseorang yang percaya. Tuntutan Allah tentang apa yang harus dipercaya didasarkan pada jumlah pewahyuan yang Dia telah berikan bagi umat manusia hingga saat itu. Ini disebut wahyu progresif. Adam percaya pada janji yang Allah berikan dalam Kejadian 3:15 bahwa benih/keturunan perempuan akan menaklukkan setan. Bahwa Adam percaya kepada Allah, hal ini ditunjukkan dengan memberi nama Hawa kepada isterinya (ayat 20) dan TUHAN menunjukkan penerimaan-Nya segera dengan menutupi mereka berdua dengan pakaian dari kulit binatang (ayat 21). Pada saat itu, pewahyuan Allah bagi Adam hanya sebatas itu – jadi pada saat itu apa yang Adam ketahui hanya sebatas itu saja dan dia percaya pada pewahyuan Allah itu.
Abraham percaya kepada Allah sesuai dengan janji-janji dan pewahyuan baru yang Allah berikan kepadanya dalam Kejadian 12 dan 15. Sebelum Musa, tidak ada Kitab Suci ditulis, tetapi umat manusia bertanggung jawab atas apa yang telah diturunkan/diwahyukan Allah. Sepanjang Perjanjian Lama, orang-orang percaya datang kepada keselamatan karena mereka percaya bahwa Allah suatu hari nanti akan membereskan masalah dosa mereka. Pada hari ini, kita melihat ke belakang, dan percaya bahwa Yesus Kristus telah menebus dosa-dosa kita di kayu salib (Yohanes 3:16; Ibrani 9:28).
Apa yang telah berubah selama berabad-abad adalah isi iman seseorang yang percaya. Tuntutan Allah tentang apa yang harus dipercaya didasarkan pada jumlah pewahyuan yang Dia telah berikan bagi umat manusia hingga saat itu. Ini disebut wahyu progresif. Adam percaya pada janji yang Allah berikan dalam Kejadian 3:15 bahwa benih/keturunan perempuan akan menaklukkan setan. Bahwa Adam percaya kepada Allah, hal ini ditunjukkan dengan memberi nama Hawa kepada isterinya (ayat 20) dan TUHAN menunjukkan penerimaan-Nya segera dengan menutupi mereka berdua dengan pakaian dari kulit binatang (ayat 21). Pada saat itu, pewahyuan Allah bagi Adam hanya sebatas itu – jadi pada saat itu apa yang Adam ketahui hanya sebatas itu saja dan dia percaya pada pewahyuan Allah itu.
Abraham percaya kepada Allah sesuai dengan janji-janji dan pewahyuan baru yang Allah berikan kepadanya dalam Kejadian 12 dan 15. Sebelum Musa, tidak ada Kitab Suci ditulis, tetapi umat manusia bertanggung jawab atas apa yang telah diturunkan/diwahyukan Allah. Sepanjang Perjanjian Lama, orang-orang percaya datang kepada keselamatan karena mereka percaya bahwa Allah suatu hari nanti akan membereskan masalah dosa mereka. Pada hari ini, kita melihat ke belakang, dan percaya bahwa Yesus Kristus telah menebus dosa-dosa kita di kayu salib (Yohanes 3:16; Ibrani 9:28).
Bagaimana dengan orang-orang percaya pada masa Kristus
hidup di bumi, sebelum penyaliban dan
kebangkitan-Nya? Apakah yang mereka percayai? Apakah mereka memahami gambaran
penuh dari Kristus yang mati di kayu salib sebagai tebusan dosa-dosa mereka?
Pada
akhir pelayanan-Nya, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga.” (Matius 16:21). Bagaimana reaksi dari murid-murid-Nya terhadap
pesan Yesus ini? "22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor
Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu
sekali-kali takkan menimpa Engkau." (Matius 16:22) Petrus dan murid-murid Yesus
yang lainnya tidak mengetahui kebenaran secara penuh, namun mereka diselamatkan
karena mereka percaya bahwa Allah akan mengurus masalah dosa mereka. Mereka
tidak mengetahui secara persis bagaimana Allah akan menyelesaikan hal itu, yang mereka
ketahui pada saat itu tidak lebih dari apa yang diketahui Adam, Abraham, Musa, atau Daud, namun
mereka percaya pada pewahyuan Allah itu.
Hari ini, kita telah memiliki lebih banyak pewahyuan Allah daripada orang-orang yang hidup sebelum kebangkitan Kristus; Allah telah mewahyukan pada kita gambaran utuh dari rencana keselamatan-Nya atas umat manusia. "1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta." (Ibrani 1:1-2). Keselamatan kita masih tetap didasarkan pada kematian Kristus, iman kita kepada-Nya masih tetap sebagai syarat untuk keselamatan, dan obyek iman kita masih tetap Allah. Hari ini, bagi kita, isi iman adalah bahwa Yesus Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita, Ia telah dikuburkan, dan Ia telah bangkit pada hari yang ketiga (1Korintus 15:3-4).
Hari ini, kita telah memiliki lebih banyak pewahyuan Allah daripada orang-orang yang hidup sebelum kebangkitan Kristus; Allah telah mewahyukan pada kita gambaran utuh dari rencana keselamatan-Nya atas umat manusia. "1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta." (Ibrani 1:1-2). Keselamatan kita masih tetap didasarkan pada kematian Kristus, iman kita kepada-Nya masih tetap sebagai syarat untuk keselamatan, dan obyek iman kita masih tetap Allah. Hari ini, bagi kita, isi iman adalah bahwa Yesus Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita, Ia telah dikuburkan, dan Ia telah bangkit pada hari yang ketiga (1Korintus 15:3-4).
Sumber : GotQuestions.org
SUDAH BACA IBRANI 5:7 (BIS) DAN MAZMUR 91 BELUM?? TUH YESUS DI SELAMATKAN NYAWANYA OLEH TUHAN BUKAN???
BalasHapusTuhan Yesus kami tidak pernah berdosa, bahkan di kitab sucimu yang sama sekali tidak kami percayai, yang ditulis 600 tahun kemudian itu, juga dinyatakan begitu.
Hapus