Alkitab
tidak secara eksplisit memberi kita asal mula
adanya
perbedaan "ras" atau warna kulit pada manusia. Sebenarnya, hanya ada satu ras saja – yaitu
: ras manusia. Dalam ras manusia ini terdapat keragaman warna kulit dan keragaman karakteristik
fisik lainnya.
The human faces of Asia. First published in the first edition (1876–1899) of Nordisk familjebok. Credit: Wikimedia Commons, CC BY-SA |
Beberapa orang berspekulasi bahwa ketika Allah mengacaukan
bahasa-bahasa pada peristiwa Menara Babel (Kejadian 11: 1-9), Dia juga
menciptakan keragaman rasial. Mungkin saja Tuhan membuat perubahan genetik pada
manusia untuk memungkinkan orang dapat bertahan dengan baik dalam ekologi yang
berbeda, seperti kulit orang Afrika berwarna lebih gelap yang dilengkapi secara
genetik untuk dapat bertahan dalam suhu yang sangat panas di Afrika. Menurut
pandangan ini, Allah mengacaukan bahasa-bahasa tersebut, menyebabkan manusia
memisahkan diri secara linguistik, dan kemudian menciptakan perbedaan ras
genetik berdasarkan di mana setiap kelompok ras akhirnya akan menetap. Meskipun
spekulasi ini memungkinkan, namun
tidak ada dasar
Alkitabiah
eksplisit untuk mendukung pandangan ini. Dalam Alkitab bagian manapun tidak disebutkan
bahwa ras / warna kulit umat manusia berhubungan dengan peristiwa menara Babel.
Pada peristiwa Menara Babel, ketika berbagai bahasa berbeda-beda muncul, kelompok yang asalnya berbicara satu bahasa itu menjadi berpencar untuk berkelompok dengan orang-orang yang berbahasa sama. Dengan adanya penggabungan kelompok-kelompok manusia berdasarkan linguistik ini, maka pooling genetik kelompok tertentu menjadi menyusut secara dramatis karena kelompok tersebut tidak lagi memiliki seluruh populasi manusia untuk berbaur. Perkawinan silang terjadi dalam kelompok manusia yang berbahasa sama, dan pada saatnya beberapa karakteristik tertentu muncul lebih kuat dalam kelompok-kelompok yang berbeda-beda bahasa ini (semua karakteristik timbul dari adanya suatu kemungkinan dalam kode genetik). Karena perkawinan sedarah lebih lanjut terus terjadi dari generasi ke generasi, pooling genetik semakin menyusut, sehingga orang-orang dari satu keluarga yang berbahasa sama memiliki karakteristik yang sama atau serupa.
Penjelasan lain adalah bahwa Adam dan Hawa memiliki genetik untuk menghasilkan keturunan dengan berbagai warna kulit berbeda, baik itu hitam, coklat, dan putih (dan segala warna kulit lainnya di antara ketiga warna kulit ini). Hal ini mirip dengan bagaimana pasangan campuran kadang memiliki anak yang warna kulitnya bervariasi. Karena Allah jelas menghendaki umat manusia dengan karakteristik yang beraneka ragam, maka masuk akal jika Allah memberi Adam dan Hawa kemampuan untuk menghasilkan anak-anak dengan warna kulit yang berbeda. Kemudian, satu-satunya yang selamat dari bencana air bah adalah Nuh dan istrinya, serta tiga anak laki-laki Nuh dan istri mereka - total delapan orang (Kejadian 7:13). Mungkin saja mertua Nuh memiliki ras yang berbeda. Mungkin juga istri Nuh berbeda ras dari Nuh. Kemungkinan mereka bertiga memiliki ras campuran, yang berarti mereka memiliki genetik untuk menghasilkan anak dari berbagai ras. Apapun penjelasannya, hal terpenting adalah bahwa kita semua, tidak pandang warna kulit apapun, adalah ras yang sama, semua diciptakan oleh Tuhan yang sama, semua diciptakan untuk tujuan yang sama – yaitu untuk memuliakan Dia.
Sumber : GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar