Kasih Terbesar



Kasih terbesar dari segala kasih yang ada.



Setiap orang tentu senang dicintai / dikasihi. Tentunya dunia ini akan jauh lebih indah jika setiap manusia saling mengasihi satu dengan yang lain. Berbicara tentang kasih menjelang tanggal 14 Februari yang semakin dikenal sebagai hari kasih (menurut tradisi duniawi yang dikenal global sebagai hari Santo Valentino/ Saint Valentine). Dimana kasih makin diartikan secara sempit sebatas dua orang yang sedang menjalin asmara. Kita juga akan menemukan banyak pedagang asongan yang mulai menjual bunga mawar dibungkus plastik bening berpita. Bunga mawar sebagai tanda kasih, untuk diserahkan dan sebagai alat menyatakan kasih kepada orang yang dikasihi. 

Berbicara tentang kasih, ada kasih antar sesama, baik itu antara saudara, antara orang tua dan anak, atau kasih persahabatan antara sahabat. Pertanyaannya, apakah kita sungguh-sungguh sanggup mengasihi sesama? Mengingat setiap manusia cenderung egois dan mementingkan kepentingan diri sendiri. Kecenderungan yang ada seringkali, kita mengasihi diri sendiri dan mendahulukan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan orang lain. 


Ketika seorang ahli Taurat dari kelompok orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus untuk mencobai Dia dengan pertanyaan,"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (Matius 22:36).
Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40).

Jika mengasihi sesama manusia saja kita sudah seringkali gagal! Bagaimanakah kita bisa mengasihi Tuhan, Allah kita? Apalagi harus mengasihi dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap pikiran kita? Mampukah kita mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri? Apabila kita hanya mengandalkan kemampuan dan usaha kita sendiri, maka sungguh mustahil memenuhi tuntutan kedua hukum ini. Padahal jelas Tuhan Yesus katakan, pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
 

Adakah kasih yang sempurna, yang melampaui keberdosaan serta ketidaksempurnaan manusia? 

Puji syukur kepada Tuhan! Kasih yang sempurna dan kasih terbesar telah diberikan kepada kita dengan gratis oleh Allah sendiri, karena Dia mengerti ketidak mampuan kita. Kasih Allah ini menyelamatkan kita dan menjadikan kita manusia baru. Ketika kita telah menjadi manusia baru di dalam Kristus, maka Roh Allah tinggal di dalam kita dan membuat kita mampu melakukan apa yang dituntut oleh kedua hukum ini.



  
Allah (pecinta terbesar / pribadi dengan cinta yang terbesar).


Bukti bahwa Allah adalah pecinta terbesar adalah bahwa Ia memberikan AnakNya yang Tunggal.
  
  • Yohanes 3: 16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

 
a)   Anak Allah.
Jangan berpikir mula-mula ada Allah, lalu suatu waktu Dia beranak, dan muncul Anak Allah. Kalau diartikan demikian, Anak Allah itu tidak kekal, dan Dia bukan Allah.
Kita harus menafsirkan istilah ‘Anak Allah’ itu sesuai dengan pengertian orang-orang di sana pada jaman itu, dan itu bisa terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya (seharusnya ‘menyetarakan diriNya’) dengan Allah.”.

Karena itu, tidak salah menyebut Yesus sebagai ‘the greatest person’ [= pribadi yang terbesar].

b)   Tunggal.
Ini ditambahkan untuk membedakan istilah ‘Anak Allah’ yang digunakan terhadap Yesus, dan istilah ‘anak Allah’ pada waktu itu diterapkan kepada kita. Kalau kita percaya kepada Yesus, kita juga disebut ‘anak Allah’ (Yohanes 1:12), tetapi itu tidak berarti bahwa kita setara dengan Allah! Mengapa? Karena Yesus adalah Anak Allah yang sesungguhnya / kekal, sedangkan kita menjadi anak Allah karena diadopsi (Galatia 4:5 versi KJV/RSV/NASB). Yang seperti Yesus itu hanya satu, dan karena itu lalu ditambahkan kata ‘Tunggal’ / ‘satu-satunya’.

c)   Allah memberikan / mengaruniakan AnakNya yang Tunggal.
Ini dilakukan dengan mengutus AnakNya datang ke dalam dunia, menjadi manusia sama seperti kita (kecuali dalam hal dosa), menderita dan mati disalib untuk memikul hukuman dosa kita. Jadi, ada hubungan yang sangat erat / tak bisa dipisahkan antara Natal dan Jum’at Agung. Natal harus ada supaya Jum’at Agung bisa ada! Yesus dilahirkan pada Natal, supaya bisa menderita dan mati pada Jum’at Agung. Menderita dan mati dengan cara bagaimana? Dengan cara yang paling mengerikan, menyakitkan, hina, dan terkutuk. Penyaliban, yang didahului dengan pencambukan!


            d)  Dunia ini adalah dunia yang berdosa.

Bagaimana keadaan manusia-manusia di dunia sehingga Allah tiba-tiba mau memberikan AnakNya yang Tunggal kepada dunia? Apakah dunia ini begitu baik, suci, mengasihi Allah, selalu menyenangkan dan memuliakan Dia, sehingga Dia lalu mau memberikan AnakNya yang Tunggal kepada dunia?



Roma 3:10-18 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. (14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, (17) dan jalan damai tidak mereka kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.’”. 

Melihat dunia yang seperti ini, Allah masih mau memberikan AnakNya yang Tunggal kepada dunia, itu betul-betul luar biasa! Tak terbayangkan! Itu sebabnya Ia memang layak disebut sebagai ‘The greatest lover’ [= Pecinta terbesar]!  







Perhatikan ayat-ayat ini :


  • Roma 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.
  • 1Yohanes 4:10 - “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”   
  • Kisah Para Rasul 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
  • 1Yohanes 5:11-12 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.”



Terimalah kasih Allah ini dalam hidup anda, dengan membuka hati dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi anda. Kasih Kristus diberikan secara gratis bagi kita, meskipun jika berdasarkan keadaan kita yang kotor dan penuh dosa sesungguhnya kita sama sekali tidak layak menerima keselamatan yang Tuhan anugerahkan ini. Karena itulah kasih Allah dalam Yesus Kristus ini disebut anugerah. Keselamatan adalah 100% pemberian Allah dan 0% usaha manusia. 


Salam kasih! 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar