Mengenai umat Katolik yang berdoa kepada orang-orang kudus (santo/a) adalah hal yang sepenuhnya membingungkan. Merupakan posisi resmi Gereja Katolik Roma bahwa umat Katolik tidak berdoa kepada orang-orang kudus atau Maria, namun umat Katolik dapat meminta orang-orang kudus (santo/a) atau Maria untuk berdoa BAGI mereka. Posisi resmi Gereja Katolik Roma adalah bahwa meminta orang-orang kudus untuk berdoa bagi mereka, tidak berbeda dengan meminta seseorang yang masih hidup di bumi untuk berdoa bagi kita.
Bunda Maria, para Rasul dan orang-orang kudus lainnya. picture credit: tfcanglican.org |
Namun, banyak praktek umat Katolik yang berbeda dari ajaran Katolik Roma yang resmi. Banyak umat Katolik sebenarnya berdoa langsung kepada orang-orang kudus dan / atau kepada Maria, meminta bantuan mereka – dan bukan meminta orang-orang kudus dan / atau Maria supaya bersyafaat dengan Allah untuk memintakan pertolongan bagi mereka. Apapun bentuknya, entah berdoa kepada orang-orang kudus atau kepada Maria, atau meminta untuk didoakan oleh orang-orang kudus atau oleh Maria, hal ini sama sekali tidak memiliki dasar alkitabiah.
Alkitab tidak pernah memerintahkan orang yang percaya kepada Kristus untuk
berdoa kepada siapapun selain kepada Allah. Alkitab juga tidak pernah mendorong
dan tidak pernah menyebutkan, orang percaya untuk meminta orang-orang kudus di
surga supaya berdoa bagi mereka. Jadi, mengapa banyak umat Katolik berdoa
kepada Maria dan / atau kepada orang-orang kudus, atau meminta doa mereka? Ini
karena Umat Katolik melihat Maria dan orang-orang kudus sebagai "pendoa
syafaat" di hadapan Allah. Mereka percaya bahwa orang kudus, yang
dimuliakan di Surga, memiliki lebih banyak "akses langsung" kepada Allah
daripada kita. Karena itu, jika seorang santo atau santa menyampaikan doa
kepada Allah, maka doa yang dinaikkan oleh santo atau santa itu lebih efektif
daripada jika kita sendiri berdoa kepada Allah secara langsung. Konsep ini
terang-terangan tidak alkitabiah. Ibrani 4:16 mengatakan bahwa kita, orang
percaya di bumi ini, dapat "dengan penuh keberanian menghampiri takhta
kasih karunia."
I Timotius 2: 5-6 menyatakan, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan." Tidak ada seorangpun bisa menjadi perantara bagi kita selain Yesus. Jika HANYA YESUS SATU-SATUNYA perantara, maka berarti Maria dan orang-orang kudus tidak dapat menjadi perantara. Mereka tidak dapat menjadi pengantara kita untuk menaikkan doa-doa permohonan kita kepada Allah. Lebih lanjut, Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus sendiri sedang berdoa untuk kita di hadapan Bapa: " Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:25). Dengan Yesus sendiri yang menjadi perantara bagi kita, mengapa kita membutuhkan Maria atau orang-orang kudus untuk bersyafaat bagi kita? Siapa yang akan Allah dengarkan lebih dekat daripada Anak-Nya? Roma 8:26-27 menggambarkan Roh Kudus yang menjadi perantara bagi kita. Dengan anggota Tritunggal ke-2 dan ke-3 yang telah menjadi perantara bagi kita di hadapan Bapa di surga, apa mungkin ada kebutuhan untuk memiliki Maria atau orang-orang kudus yang menjadi perantara bagi kita?
Umat Katolik memberikan sanggahan bahwa berdoa kepada Maria dan orang-orang kudus tidak berbeda dengan meminta seseorang yang masih hidup di bumi untuk berdoa bagi kita. Mari kita telaah sanggahan ini :
I Timotius 2: 5-6 menyatakan, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan." Tidak ada seorangpun bisa menjadi perantara bagi kita selain Yesus. Jika HANYA YESUS SATU-SATUNYA perantara, maka berarti Maria dan orang-orang kudus tidak dapat menjadi perantara. Mereka tidak dapat menjadi pengantara kita untuk menaikkan doa-doa permohonan kita kepada Allah. Lebih lanjut, Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus sendiri sedang berdoa untuk kita di hadapan Bapa: " Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:25). Dengan Yesus sendiri yang menjadi perantara bagi kita, mengapa kita membutuhkan Maria atau orang-orang kudus untuk bersyafaat bagi kita? Siapa yang akan Allah dengarkan lebih dekat daripada Anak-Nya? Roma 8:26-27 menggambarkan Roh Kudus yang menjadi perantara bagi kita. Dengan anggota Tritunggal ke-2 dan ke-3 yang telah menjadi perantara bagi kita di hadapan Bapa di surga, apa mungkin ada kebutuhan untuk memiliki Maria atau orang-orang kudus yang menjadi perantara bagi kita?
Umat Katolik memberikan sanggahan bahwa berdoa kepada Maria dan orang-orang kudus tidak berbeda dengan meminta seseorang yang masih hidup di bumi untuk berdoa bagi kita. Mari kita telaah sanggahan ini :
(1) Rasul Paulus meminta orang-orang Kristen
untuk berdoa baginya dalam Efesus 6:19. Banyak ayat Alkitab menggambarkan
orang-orang percaya saling mendoakan (2 Korintus 1:11; Efesus 1:16; Filipi
1:19; 2Timotius 1:3). Di bagian Alkitab manapun tidak ada menyebutkan seorangpun
yang meminta seseorang di surga untuk mendoakannya. Di bagian Alkitab manapun tidak
pernah menyatakan seorangpun di surga yang berdoa untuk siapapun di bumi.
(2)
Alkitab sama sekali tidak memberi indikasi bahwa Maria atau orang-orang kudus
dapat mendengar doa-doa kita. Maria dan orang-orang kudus tidak mahatahu. Karena
meskipun mereka telah dimuliakan di surga, mereka masih sebatas makhluk dengan
keterbatasan. Bagaimana mungkin mereka bisa mendengar doa jutaan orang? Ketika
Alkitab menyebutkan tentang berdoa atau berbicara dengan orang mati, maka itu
adalah dalam konteks kegiatan sihir, tenung, berkomunikasi dengan arwah
(nekromansi) dan ramalan, tindakan-tindakan yang sangat dikecam Alkitab (Imamat
20:27; Ulangan 18: 10-13). Satu contoh ketika seorang "orang suci" mengajak
bicara Samuel, di dalam 1 Samuel 28: 7-19, Samuel tidak begitu senang diganggu.
Maka jelas bahwa berdoa kepada atau minta didoakan oleh Maria atau orang-orang
kudus adalah benar-benar berbeda dari meminta seseorang di bumi untuk berdoa
bagi kita. Point satu memiliki dasar alkitabiah yang kuat; sedangkan point
kedua sama sekali tidak memiliki dasar alkitabiah.
Allah tidak menjawab doa berdasarkan siapa yang sedang berdoa. Allah menjawab doa berdasarkan apakah mereka meminta menurut kehendak-Nya (1 Yohanes 5: 14-15). Sama sekali tidak ada dasar atau kebutuhan untuk berdoa kepada siapapun selain kepada Allah sendiri. Tidak ada dasar untuk meminta santo/a yang berada di surga untuk mendoakan kita. Hanya Allah yang dapat mendengar doa kita. Hanya Allah yang dapat menjawab doa kita. Tidak seorang pun di surga memiliki akses lebih besar kepada takhta Allah daripada kita melalui doa (Ibrani 4:16).
Allah tidak menjawab doa berdasarkan siapa yang sedang berdoa. Allah menjawab doa berdasarkan apakah mereka meminta menurut kehendak-Nya (1 Yohanes 5: 14-15). Sama sekali tidak ada dasar atau kebutuhan untuk berdoa kepada siapapun selain kepada Allah sendiri. Tidak ada dasar untuk meminta santo/a yang berada di surga untuk mendoakan kita. Hanya Allah yang dapat mendengar doa kita. Hanya Allah yang dapat menjawab doa kita. Tidak seorang pun di surga memiliki akses lebih besar kepada takhta Allah daripada kita melalui doa (Ibrani 4:16).
Sumber : GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar