Pembahasan: Katekismus Katolik



Katekismus paling baik jika didefinisikan sebagai ringkasan instruksi melalui serangkaian pertanyaan dan jawaban, yang disusun dalam bentuk buku, berisi instruksi tentang doktrin religius sebuah gereja Kristen. Baru pada abad ke-16, sejak masa para bapa gereja mula-mula, kata katekismus diterapkan pada buku-buku pegangan agama ini. Maksud dari instruksi ini adalah untuk digunakan di lingkungan kelas atau sarana pengajaran formal lainnya. Katekismus Pengakuan Westminster, yang setiap bagiannya telah terbukti secara alkitabiah, merupakan satu rangkaian instruksi.



Namun, katekismus Gereja Katolik tidak ditulis dalam format tanya jawab. Melainkan, adalah suatu ringkasan dari ajaran-ajaran resmi dari kepercayaan Katolik termasuk credo/kepercayaan, sakramen, perintah, dan doa, yang terbagi menjadi empat bagian:

• Profesi Iman (the Apostles Creed)
• Perayaan Misteri Kristen (Liturgi Suci, terutama sakramen)
• Hidup di dalam Kristus (termasuk Sepuluh Perintah dalam teologi Katolik Roma)
• Doa Kristen (termasuk Doa Bapa Kami)

Katekismus Katolik penuh dengan catatan kaki yang tidak hanya merujuk pada Kitab Suci, tetapi juga kepada para bapa Gereja, dewan ekumenis/oikumene mereka, dan pernyataan otoritatif lainnya, terutama yang disampaikan oleh paus. Dan di situlah letak perbedaan terbesar antara Katolik dan Protestan. Sementara gereja-gereja Protestan mengutip Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritas untuk doktrin gereja, Gereja Katolik Roma menyamakan tradisi Katolik dengan Alkitab sebagai otoritas atas kepercayaan dan ajaran mereka. Katekismus Gereja Katolik, paragraf 82, berbunyi,

". . . Gereja, kepada siapa transmisi dan interpretasi Wahyu dipercayakan, tidak mendapatkan kepastiannya tentang semua kebenaran yang diwahyukan dari Kitab Suci saja. Baik Kitab Suci dan Tradisi harus diterima dan dihormati dengan sentimen pengabdian dan penghormatan yang sama."

Gereja Katolik bergantung pada otoritas tradisi gereja sebagai sumber doktrin dan ajaran mereka yang tidak ditemukan di bagian manapun dalam Alkitab. Doktrin-doktrin ini mencakup isu-isu kontroversial seperti ini:

• misa
• penebusan dosa
• penghormatan terhadap Maria
• api penyucian
• indulgensi
• keimaman
• pengakuan dosa
• rosario
• dosa venial dan fana

Orang-orang Protestan menegaskan bahwa Alkitab sendiri dimaksudkan oleh Allah untuk menjadi satu-satunya sumber kebenaran doktrinal (2Timotius 3:16; Wahyu 22:18-19). Tetapi orang-orang Katolik Roma mengatakan, "Tradisi Suci dan Kitab Suci menyusun satu deposit suci dari Sabda Allah"(Katekismus Gereja Katolik, paragraf 97).

Alasan Katolik adalah sebagai berikut:

• "Para rasul meninggalkan uskup sebagai penerus mereka. Mereka memberi mereka 'posisi mereka sendiri untuk mengajarkan otoritas.' "(Katekismus Gereja Katolik, paragraf 77).

• "Transmisi hidup ini, telah dicapai melalui Roh Kudus, disebut tradisi."(Katekismus Gereja Katolik, paragraf 78).

• "Baik Kitab Suci maupun Tradisi harus diterima dan dihormati dengan perasaan pengabdian dan penghormatan yang sama." (Katekismus Gereja Katolik, paragraf 82).

Contoh klasik dari pemikiran semacam ini terletak pada sejumlah doktrin mengenai Maria, ibu Yesus. Selama berabad-abad, sejak akhir era apostolik (70-100 Masehi), umat Katolik telah "mengungkapkan" ajaran baru mengenai Maria yang tidak ditemukan di dalam Kitab Suci, termasuk:

• Maria disebut Bunda Allah - 431 Masehi
• Doa dinaikkan kepada Maria - 600 Masehi
• Immaculate Conception, yaitu, ketidakberdosaan Maria - tahun 1854
• Pengangkatan Maria - tahun 1950
• Maria diproklamirkan sebagai Bunda Gereja - 1965

Contoh lainnya adalah doktrin api penyucian:

"Semua orang yang mati dalam kasih karunia dan persahabatan dengan Allah, namun tetap belum sempurna dimurnikan, memang diyakinkan akan keselamatan kekal mereka, namun setelah kematian mereka menjalani pemurnian, untuk mencapai kesucian yang diperlukan untuk memasuki kegembiraan di surga." (Katekismus Katolik Gereja, paragraf 1030). Doktrin atau pengajaran ini tidak ada di dalam Alkitab.

Selain itu, meskipun paus Katolik dipuja sebagai kepala gereja di bumi oleh hampir 60 juta umat Katolik Roma, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Yesus Kristus lah yang memiliki semua otoritas di surga dan di bumi; Yesus adalah kepala Gereja yang eksklusif / satu-satunya (Matius 28:18; Kolose 1:18).

Dari ajaran di atas, kita hanya bisa menyimpulkan bahwa katekismus Katolik tidak alkitabiah dan, pada kenyataannya, bertentangan dengan Alkitab dalam banyak aspek. Begitu ajaran manusia ditinggikan sampai tingkat yang sama dengan Firman Tuhan, kesalahan selalu mengikuti. Tidak ada seorangpun, baik imam atau paus, yang ilahi. Hanya Kitab Suci, dari perkataan Roh Kudus, yang diilhami secara ilahi (1 Korintus 2: 12-13; 2 Petrus 1:21). Tidak ada pengajaran buatan manusia, termasuk katekismus Katolik, yang sejajar dengan Alkitab.

Sumber : GotQuestions.org



Tidak ada komentar:

Posting Komentar