Masih membahas mengenai hukuman mati yang dijalani Yesus melalui penyaliban.
1. Penderitaan Jasmani/Fisik
Yesus amat menderita selama diadili,
disiksa dan disalibkan (Matius pasal 27, Markus pasal 15, Lukas pasal 23,
Yohanes pasal 19). Yesaya 52:14 menyatakan, “Seperti banyak orang akan tertegun melihat
dia—begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan
seperti anak manusia lagi.”
Yesaya 53, khususnya ayat 3 dan 5 menubuatkan penderitaan Yesus, “Ia dihina dan
dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. “ Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
Mazmur 22:14-18 adalah bagian Alkitab lain yang menubuatkan penderitaan sang
Mesias, “Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya;
hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering
seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut
Kauletakkan aku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka
menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara
mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”
Mengapa Yesus harus menderita separah itu?
Penderitaan yang dialami Yesus secara fisik merupakan bagian dari hukuman yang
harus ditanggungNya untuk menebus dosa-dosa kita. Pada saat bersamaan,
penganiayaan yang dialami oleh Yesus juga menunjukkan secara jelas besarnya kebencian, amarah dan
kekejian umat manusia.
Kebencian Iblis kepada Allah dan Yesus secara mutlak merupakan bagian dari
motivasi di balik penganiayaan dan penyiksaan semena-mena itu.
Beratnya penderitaan
Yesus adalah gambaran kontras keberdosaan manusia terhadap kesucian Allah ("Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak
ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua
orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat
baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah
mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan
sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan
kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka
kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." Roma 3:10-18).
2. Penderitaan Rohani
Betapapun mengerikannya penderitaan Yesus secara fisik, itu tidak ada
apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan rohani yang harus dijalaniNya.
Melalui 2 Korintus 5:21, Paulus menyatakan, “ Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus menanggung dosa seluruh dunia ke atas diriNya (1 Yohanes 2:2). Adalah dosa-dosa kita yang sedang ditanggungNya yang mengakibatkan Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).
Ini adalah penderitaan rohani yang dialami Yesus, hanya sekali ini dalam waktu kekekalan Yesus harus terpisah dari Bapa. Sekeji apapun penderitaan fisik Yesus, tidaklah sebanding dengan penderitaanNya ketika Ia mengalami keterpisahan saat dosa-dosa kita ditimpakan ke atasNya. – dan Kristus harus mati karena dosa-dosa kita (Roma 5:8).
Mengapa Yesus harus
mengalami semua ini? Tidak cukupkah penghinaan, pukulan, cambukan, penyaliban
yang Ia terima?
Jawabnya:
tidak cukup, karena:
a) Manusia terdiri
dari tubuh dan roh. Karena itu Yesus harus mengalami penderitaan jasmani maupun
rohani.
b) Karena dosa
memisahkan Allah dan manusia.
Kejadian 3:23-24
- “(23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia
mengusahakan tanah dari mana ia diambil. (24) Ia menghalau manusia itu
dan di sebelah timur taman Eden ditempatkanNyalah beberapa kerub dengan pedang
yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon
kehidupan”.
Yesaya 59:1-2
- “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan,
dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang
merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar,
ialah segala dosamu”.
Matius 25:41 - “Dan
Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari
hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal
yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya”.
2Tesalonika 1:9 - “Mereka
ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat
Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Karena itu
kalau Yesus mau memikul hukuman dosa kita, Ia harus mengalami keterpisahan itu.
Keterpisahan ini merupakan
peristiwa yang menunjukkan keadilan dan kesucian Allah secara paling menyolok.
Karena Yesus sudah
mengalami keterpisahan ini, maka:
a) Orang berdosa yang
terpisah / tidak mempunyai hubungan dengan Allah, bisa diperdamaikan dengan
Allah asal ia mau percaya kepada Yesus.
Roma 5:1 -
“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
2Korintus 5:18-21
- “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya
oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah
utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan
kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan
Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Efesus 2:13-19 - “(13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah
menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah damai sejahtera kita,
yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah,
yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam
satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib
itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’
dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita
kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. (19) Demikianlah
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari
orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”.
b) Orang Kristen yang
sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak bisa lagi mengalami keterpisahan dari
Allah, baik di dunia ini maupun di dalam kekekalan.
Ibrani 13:5b
- “Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.
Yohanes 14:16
- “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”.
Ada beberapa
ajaran yang bertentangan dengan doktrin ini:
1. Orang kristen yang
berbuat dosa akan ditinggal oleh Roh Kudus, dan kalau ia bertobat ia harus
mengundang Yesus untuk masuk ke dalam dirinya lagi.
Ini
jelas adalah ajaran yang salah! Kita bisa merasa ditinggal oleh Allah,
tetapi tidak bisa betul-betul ditinggal oleh Allah, karena Yesus sudah mengalami
hal itu untuk kita!
2. Orang kristen bisa
kehilangan keselamatannya. Ini berarti bahwa ia terpisah dari Allah dalam
kekekalan. Ini lagi-lagi merupakan suatu ajaran yang salah, karena kita tak
mungkin mengalami keterpisahan dari Allah karena hal ini sudah dialami oleh
Yesus bagi kita!
Arthur
W. Pink: “Here then is the basis of our Salvation. Our sins have
been borne. God’s claims against us have been fully met. Christ was forsaken
of God for a season that we might enjoy His presence for ever” (= Maka inilah dasar dari Keselamatan kami. Dosa-dosa kami telah ditanggung. Tuntutan Allah terhadap kami telah dipenuhi sepenuhnya. Kristus telah ditinggalkan Allah satu saat itu supaya kami dapat menikmati hadirat-Nya untuk selama-lamanya) - ‘The
Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 80.
Sudahkah anda mempunyai hubungan atau berdamai dengan Allah? Datanglah dan
percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka anda akan
diperdamaikan dengan Allah! Kalau anda tidak mau, maka anda adalah musuh
Allah!
Sumber :
Pemahaman Alkitab GKRI Golgotha, Kalimat ke 4, oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.
GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar