Setelah Yesus diadili dalam sidang-sidang ilegal yang dilanjutkan dengan dicambuki, dan sebelum Dia disalibkan, tentara Romawi "menganyam sebuah mahkota duri dan
menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan
kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia,
katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" 30 Mereka meludahi-Nya dan
mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya." (Matius 27:29-30; lihat juga Yohanes
19:2-5 2Prajurit-prajurit menganyam
sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia
jubah ungu, 3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja
orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya. 4 Pilatus keluar lagi dan
berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu,
supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." 5
Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada
mereka: "Lihatlah manusia itu!").
Ketika mahkota
duri ditancapkan di kepala Yesus tentulah itu sangat menyakitkan, tetapi
mahkota duri lebih dimaksudkan untuk mengejek daripada untuk menimbulkan rasa
sakit. ‘Raja orang Yahudi’ dipukuli, diludahi, dan dihina oleh
kemungkinan besar tentara-tentara Romawi tingkat rendahan. Mahkota duri adalah
pemungkas ejekan mereka terhadap Yesus, dengan memakaikan lambang kerajaan dan
keagungan, sebuah mahkota, yang mereka jadikan sesuatu yang menyakitkan dan
merendahkan.
Bagi orang
Kristen, mahkota duri adalah sebuah pengingat atas dua hal:
- Yesus telah ada, ada sekarang, dan Dia memang adalah raja. Suatu hari, seluruh alam semesta akan tunduk kepada Yesus sebagai "Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuhan" (Wahyu 19:16). Apa yang oleh tentara Romawi dimaksudkan sebagai suatu penghinaan, sebenarnya menggambarkan dua peran Kristus, pertama, sebagai hamba yang menderita (Yesaya 53), dan kedua , sebagai Mesias-Raja yang sedang menaklukkan (Wahyu 19).
- Yesus bersedia menanggung penderitaan, penghinaan, dan perendahan, semua ini dilakukan-Nya untuk menebus kita. Mahkota duri, dan penderitaan yang diakibatkan oleh mahkota duri itu, sudah lama berlalu; dan sekarang Yesus telah menerima mahkota kemuliaan yang layak Dia terima. "Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia." (Ibrani 2:9).
Ada pelambangan
lebih lanjut yang diwujudkan dalam mahkota duri.
Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa,
membawa kejahatan dan kutuk ke dunia, bagian dari kutukan atas umat manusia
adalah "... terkutuklah tanah karena
engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur
hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya
bagimu ... " (Kejadian
3: 17-18). Para prajurit Romawi tanpa
sadar telah mengambil obyek kutukan dan menjadikannya mahkota bagi Dia yang akan membebaskan kita dari kutukan itu.
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk
karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah
orang yang digantung pada kayu salib!"
(Galatia 3:13). Kristus, dalam korban penebusan-Nya yang sempurna, telah
membebaskan kita dari kutuk dosa, dimana duri adalah sebuah lambang. Sementara mahkota duri itu dimaksudkan orang sebagai
ejekan, pada kenyataannya, mahkota duri itu merupakan pelambangan yang sangat
baik tentang siapa Yesus dan tentang untuk apa Dia telah datang ke dunia.
Sumber : GotQuestions.org
Terima kasih saya diberkati🙏
BalasHapusGbu.