Dalam
tiga versi dari pertobatan Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-9, 22:6-11, 26:9-20), terdapat
elemen yang berulang-ulang muncul untuk menjadi pusat misi dan penugasannya.
Pertama, menandai pertobatannya menjadi seorang Kristen; kedua, merupakan
bentuk panggilannya menjadi seorang nabi; dan ketiga, menunjukkan penugasannya menjadi
seorang rasul. Ketiga poin ini dapat dibagi sebagai berikut berdasarkan
pertimbangan yang lebih dalam: (1) Paulus dipilih secara khusus, dipisahkan,
dan dipersiapkan oleh Allah untuk pekerjaan yang akan dia lakukan; (2) Paulus
diutus sebagai saksi bukan hanya kepada orang-orang Yahudi, tetapi juga bagi bangsa-bangsa
lain; (3) misi penginjilan Paulus akan menghadapi penolakan dan penderitaan;
(4) Paulus akan membawa cahaya untuk orang yang lahir dalam dan saat ini
masih hidup dalam kegelapan; (5) Paulus akan mengkotbahkan bahwa pertobatan
diperlukan sebelum seseorang menerima iman Kristen; (6) kesaksian Paulus akan
didasarkan pada sejarah ruang-waktu dan didasarkan pada pengalamannya sendiri
dalam perjalanannya ke Damsyik, pada apa yang dia sendiri telah lihat dan dengar di tempat
yang nyata dan diketahui oleh semua orang yang ketika itu tinggal di Damsyik.
Sebuah revolusi harus terjadi terlebih dulu dalam kehidupan dan pemikiran
Saulus, sebelum murid Gamaliel ini lulus ujian yang cocok untuk dapat menjalani pelayanan yang
akan dipercayakan kepadanya oleh Allah dan oleh kematian Yesus. Paulus kemudian akan mengatakan bahwa 'dia "telah ditangkap" oleh Kristus Yesus (Filipi 3:12)
dalam perjalanan ke Damsyik’, ini merupakan suatu pernyataan yang berarti : ‘menjadikan
sesuatu menjadi miliknya sendiri atau mendapatkan kuasa atas seseorang melalui pengejaran’. Dalam Kisah
Para Rasul 9, kita melihat dengan jelas mukjizat ditunjukkan dalam pertobatan
Paulus, satu titik yang menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Allah
mengendalikan dan mengarahkan semua peristiwa, hingga Paulus akan melakukan
tugas-tugas tertentu yang Allah telah tetapkan baginya, tugas-tugas yang tentunya tidak bakalan
dilakukan oleh Saulus, dirinya dahulu sebelum ia bertobat.
Meskipun ada banyak pengamatan yang dapat dibuat tentang pertobatan Paulus dalam perjalanan ke Damsyik , ada dua titik kunci yang menarik.
Meskipun ada banyak pengamatan yang dapat dibuat tentang pertobatan Paulus dalam perjalanan ke Damsyik , ada dua titik kunci yang menarik.
- Pertama, adalah fakta bahwa kehidupan Paulus akan menjadi berpusat pada Kristus setelah apa yang dialaminya. Setelah pertemuannya dengan Yesus, pemahaman Paulus tentang Mesias telah direvolusi/diubahkan, dan itu tidak lama sebelum ia menyatakan bahwa, "Dia [Yesus] adalah Anak Allah" (Kisah Para Rasul 9:20).
- Kedua, kami mencatat bahwa dalam pertobatan Paulus tidak ada anteseden positif atau peristiwa sebelumnya yang memimpinnya dari seorang musuh bebuyutan menjadi seorang pendukung antusias Kristus. Kejadian pertobatannya berlangsung cepat seketika itu juga, semenit sebelumnya Saulus adalah musuh Yesus, dan semenit berikutnya Saulus telah menjadi tawanan Kristus yang pernah dia aniaya. Paulus mengatakan, "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang” (1 Korintus 15:10), yang menunjukkan bahwa dia telah diubah oleh Allah, menjadi benar-benar beriman, dan dia adalah salah satu yang menjadi milik Kristus dan yang telah menjadi hamba Kristus.
Setelah pengalaman dalam perjalanan ke Damsyik, Paulus pertama-tama pergi ke Arab Saudi, tetapi apakah dia benar-benar memulai pekerjaan misionaris di sana tidak diketahui. Kemungkinan besar adalah bahwa setelah pertobatannya, dia sungguh-sungguh membutuhkan waktu untuk mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya dengan tenang. Kemudian setelah tinggal sebentar di Yerusalem, ia bekerja sebagai misionaris di Siria dan Kilikia (sebagian besar di Orontes, Antiokhia dan di kota kelahirannya Tarsus) dan setelah itu bersama dengan Barnabas di Siprus, Pamfilia, Pisidia, dan Likaonia.
Bersambung ke Bagian 3
Sumber : GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar