Penjelasan (masih
tentang Yudaisme) sehubungan dengan adanya keberatan bahwa korban Passover
tidak dianggap sebagai penebus.
"Jika Yesus
adalah penebus (atonement) kita,
mengapa Yesus mati disalib pada
saat Passover dan tidak pada hari Penebusan (day of Atonement/Yom Kippur)?"
Jawaban: Setiap korban persembahan dalam Perjanjian Lama merupakan type/gambaran Kristus. Anak domba jantan yang dikorbankan pada Passover disebut anak domba Passover/Paschal (Paskah), adalah type/gambaran Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah. Domba Passover adalah anak domba jantan, tidak bernoda dan tidak bercacat, dan satupun tulangnya tidak boleh dipatahkan. Yesus menggenapi gambaran ini dengan sempurna, Dia adalah Anak Domba Passover/Paskah kita. Saat orang Israel menerapkan darah pengorbanan anak domba itu dalam iman, maka sekarang kita juga menerapkan darah Kristus yang kudus ke "tiang pintu" hati kita. Dengan segala hal, "Kristus, Anak domba Paskah kita juga telah disembelih." (1 Korintus 5:7).
Jawaban: Setiap korban persembahan dalam Perjanjian Lama merupakan type/gambaran Kristus. Anak domba jantan yang dikorbankan pada Passover disebut anak domba Passover/Paschal (Paskah), adalah type/gambaran Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah. Domba Passover adalah anak domba jantan, tidak bernoda dan tidak bercacat, dan satupun tulangnya tidak boleh dipatahkan. Yesus menggenapi gambaran ini dengan sempurna, Dia adalah Anak Domba Passover/Paskah kita. Saat orang Israel menerapkan darah pengorbanan anak domba itu dalam iman, maka sekarang kita juga menerapkan darah Kristus yang kudus ke "tiang pintu" hati kita. Dengan segala hal, "Kristus, Anak domba Paskah kita juga telah disembelih." (1 Korintus 5:7).
Keberatan yang
terkadang timbul yaitu bahwa korban passover tidak dianggap sebagai penebus;
sebaliknya, penebusan diberikan kepada orang-orang Yahudi melalui korban pada
hari Penebusan (Yom Kippur). Maka dengan demikian, Yesus yang dibunuh pada saat
Passover dan yang disebut "Passover kita" dalam Perjanjian Baru,
tidak mungkin merupakan tebusan bagi dosa.
Ada dua cara
untuk melawan keberatan ini. Yang pertama adalah hanya dengan menunjukkan
bagaimana Yesus juga memenuhi simbolisme Yom Kippur. Yesus menanggung dosa kita
di dalam tubuhNya sendiri (1 Petrus 2:24 Ia sendiri
telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu
telah sembuh.) dan menanggung kematian bagi setiap manusia (Ibrani 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat
dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita
lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.).
Dengan melakukan hal itu, Yesus menawarkan pengorbanan yang lebih baik daripada
Yom Kippur - lebih baik karena pengorbanan Kristus adalah permanen, sukarela,
dan tidak hanya menutupi dosa tapi juga menghapusnya (Ibrani
9: 8-14 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu
belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. Itu adalah kiasan masa
sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak
dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka,
karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan,
hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai
tibanya waktu pembaharuan. Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk
hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar
dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang
tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk
selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba
jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka
yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah
Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada
Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah
yang hidup.).
Cara kedua adalah dengan menunjukkan bahwa tradisi Yahudi memang melihat korban Passover sebagai korban tebusan; artinya, anak domba itu menghapus dosa dari pandangan Tuhan. Anak domba Passover mati di bawah murka Allah yang dicurahkan, sehingga menutupi dosa-dosa orang yang mempersembahkannya. Yesus, yang adalah Anak Domba Paskah kita, telah menebus kita dengan mati di bawah murka Allah untuk menanggung dosa-dosa kita, agar melalui curahan darah-Nya dosa-dosa kita dapat diampuni dan dihapuskan.
Pada peristiwa
tulah kesepuluh dan yang terakhir di Mesir, korban Passover secara harfiah
menyelamatkan orang-orang dari kematian (Keluaran 12:23). Atas dasar
persembahan penebusan darah Passover, anak-anak sulung tetap
hidup. Anak domba Passover
membawa penebusan ke rumah-rumah orang Yahudi yang beriman pada malam penghakiman dan penebusan itu. Seorang
rabbi Yudaisme bernama Rabbi Abraham ibn Ezra juga menghubungkan Passover
dengan penebusan: "Tanda darah dirancang sebagai penebusan bagi
orang-orang di dalam rumah yang mengambil bagian dari korban Passover, dan juga
merupakan tanda bagi malaikat penghancur untuk melewatkan rumah itu."
(Soncino Chumash, hal. 388).
Ketika Yohanes Pembaptis melihat Kristus, Dia menunjuk pada Dia dan berkata, "Lihatlah, Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29). Yesus adalah "domba Paskah" karena Ia diam/kelu di hadapan para penuduhNya (Yesaya 53:7) dan yang di dalam kematian-Nya menanggung murka Allah, memelihara kehidupan semua orang yang mempercayai Dia, dan memberikan kebebasan kepada mantan budak-budak dosa.
Ketika Yohanes Pembaptis melihat Kristus, Dia menunjuk pada Dia dan berkata, "Lihatlah, Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29). Yesus adalah "domba Paskah" karena Ia diam/kelu di hadapan para penuduhNya (Yesaya 53:7) dan yang di dalam kematian-Nya menanggung murka Allah, memelihara kehidupan semua orang yang mempercayai Dia, dan memberikan kebebasan kepada mantan budak-budak dosa.
Sumber : GotQuestions.org
Catatan :
Passover disebut
juga Paschal, Paskah dalam bahasa Indonesia, Pesach dalam bahasa Ibrani.
Dalam berbagai
versi Alkitab bahasa Inggris, I Korintus 5:7 memakai kata "our
Passover lamb" yang diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia : "Anak
domba Paskah kita."
Paparan yang sangat bagus.. Mempertahan esensi yg benar tentang Paskah.. Sangat memberkati .. Ijin share ya..
BalasHapus