YESAYA 9:5-6 (Catatan : dalam Alkitan bahasa Inggris ayat ini adalah ayat 6-7)
Yesaya 9:5 - Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,
seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas
bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Yesaya 9:6 - Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak
akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia
mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang
sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
Yesaya 9:6 - Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran... |
Gelar-Gelar Kristus.
Ayat 6a: ‘Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera
tidak akan berkesudahan’.
NIV: ‘of the increase of his government and peace there
will be no end’ (=tentang pertumbuhan dari pemerintahannya dan damai tidak
akan berkesudahan).
NASB: ‘there will be no end to the increase of His
government or of peace’ (=tidak akan ada kesudahan bagi pertumbuhan dari
pemerintahaNya atau dari damai).
Adam Clarke: “his government increases, and is daily
more and more extended, and will continue till all things are put under his
feet” (=pemerintahanNya bertumbuh, dan makin hari makin meluas, dan akan
berlanjut sampai segala sesuatu diletakkan di bawah kakiNya) - halaman 65.
Bandingkan dengan 1Korintus 15:25 - “Karena Ia harus memegang
pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah
kakiNya”.
Calvin: “Though the kingdom of Christ is in such a
condition that it appears as if it were about to perish at every moment, yet
God not only protects and defends it, but also extends its boundaries far and
wide, and then preserves and carries it forward in uninterrupted progression to
eternity. We ought firmly to believe this, that the frequency of those shocks by
which the Church is shaken may not weaken our faith, when we learn that, amidst
the mad outcry and violent attacks of enemies, the kingdom of Christ stands
firm through the invincible power of God, so that, though the whole world
should oppose and resist, it will remain through all ages. We must not judge of
its stability from the present appearances of things, but from the promise,
which assures us of its continuance and of its constant increase”
(=Sekalipun kerajaan Kristus ada dalam keadaan sedemikian rupa dimana
kelihatannya kerajaan itu akan binasa setiap saat, tetapi Allah bukan hanya
melindungi dan mempertahankannya, tetapi juga memperluas batasannya, dan lalu
memeliharanya dan meneruskannya dalam kemajuan yang tak putus-putusnya sampai
kekekalan. Kita harus dengan teguh mempercayai hal ini, supaya
goncangan-goncangan yang sering menimpa Gereja tidak melemahkan iman kita, pada
waktu kita mempelajari / mendengar bahwa di tengah-tengah teriakan marah dan
serangan bengis dari para musuh, kerajaan Kristus berdiri teguh melalui kuasa
Allah yang tak terkalahkan, sehingga sekalipun seluruh dunia melawan dan
menentang, kerajaan itu akan tetap ada sepanjang jaman. Kita tidak boleh
menilai kestabilan kerajaan itu berdasarkan kelihatannya pada saat ini, tetapi dari
janji, yang meyakinkan kita tentang kelanjutannya dan tentang pertumbuhan /
perluasannya yang konstan) - halaman 313-314.
Pulpit Commentary: “It must be progressive, because it
has vitality, which necessarily involves increase and growth; it must be
aggressive, because there is a war-spirit in all righteousness; it cannot abide
quietly beside evil, or rest until all evil is conquered and won” (= Itu
harus progresif / maju, karena itu mempunyai vitalitas / kekuatan yang hidup,
yang pasti menyangkut pertambahan dan pertumbuhan; itu harus agresif, karena di
situ ada roh perang dalam semua kebenaran; itu tidak bisa tinggal dengan tenang
disamping kejahatan, atau beristirahat sampai semua kejahatan dikalahkan) -
halaman 183.
Penerapan: apakah saudara agresif dalam Pemberitaan Injil?
Apakah saudara selalu ‘memerangi’ kejahatan?
Kesimpulan / penutup.
Calvin: “Now, to apply this for our own instruction,
whenever any distrust arises, and all means of escape are taken away from us,
whenever, in short, it appears to us that everything is a ruinous condition,
let us recall to our remembrance that Christ is called Wonderful, because he
has inconceivable methods of assisting us, and because his power is far beyond
what we are able to conceive. When we need counsel, let us remember that he is
the Counsellor. When we need strength, let us remember that he is Mighty and
Strong. When new terrors spring up suddenly every instant, and when many deaths
threaten us from various quarters, let us rely on that eternity of which he is
with good reason called the Father, and by the same comfort let us learn to
soothe all temporal distresses. When we are inwardly tossed by various
tempests, and when Satan attempts to disturb our consciences, let us remember
that Christ is The Prince of Peace, and that it is easy for him quickly to
allay all our uneasy feelings. Thus will these titles confirm us more and more
in the faith of Christ, and fortify us against Satan and against hell itself”
(= Sekarang, untuk menerapkan ini bagi pengajaran kita, kapanpun ada
ketidak-percayaan yang muncul, dan semua jalan keluar diambil dari kita,
singkatnya, kapanpun kelihatan bagi kita bahwa segala sesuatu ada dalam kondisi
yang hancur, biarlah kita mengingat bahwa Kristus disebut Ajaib, karena Ia
mempunyai metode-metode yang tak dapat dibayangkan / dipahami untuk menolong
kita, dan karena kuasaNya jauh melebihi apa yang bisa kita bayangkan. Pada waktu
kita membutuhkan nasehat, biarlah kita mengingat bahwa Ia adalah Penasehat.
Pada waktu kita membutuhkan kekuatan, biarlah kita mengingat bahwa Ia Perkasa
dan Kuat. Pada waktu ketakutan yang baru mendadak muncul, dan pada waktu banyak
kematian mengancam kita dari banyak sudut, biarlah kita bersandar pada
kekekalan terhadap apa Ia dengan alasan yang benar disebut Bapa, dan oleh
penghiburan yang sama biarlah kita belajar untuk menenangkan / menyejukkan
semua kesukaran / kesusahan yang sementara. Pada waktu kita diombang-ambingkan
secara batin oleh bermacam-macam badai, dan pada waktu Setan mencoba mengganggu
hati nurani kita, biarlah kita mengingat bahwa Kristus adalah Raja / Pangeran
Damai, dan bahwa adalah mudah bagiNya untuk menenangkan secara cepat semua
perasaan gelisah / tak tenang kita. Demikianlah gelar-gelar ini akan
membuat kita makin lama makin teguh dalam iman dari Kristus, dan membentengi
kita terhadap Setan dan terhadap neraka sendiri) - halaman 312-313.
-AMIN-
Sumber : Hermeneutics oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar