Image credit : Christ, the Lord is my Shepherd by Simon Dewey |
Akulah gembala yang baik. Gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
(Yohanes 10:11)
Ayat 11-15:
1) Ayat 11a: ‘Akulah gembala yang baik’ (bandingkan dengan ayat 14a: Akulah gembala yang baik ).
a) Ayat-ayat Perjanjian Baru yang lain yang menunjukkan Yesus sebagai gembala adalah Matius 18:12 / Lukas 15:4; Matius 9:36 / Markus 6:34 ; Lukas 12:32 ; Matius 26:31 / Markus 14:27 ; 1Petrus 2:25 ; Ibrani 13:20. Jadi jelas bahwa baik Yesus sendiri maupun Perjanjian Baru memang menekankan Yesus sebagai Gembala.
b) Dalam Perjanjian Lama, Allah / Yahweh-lah yang adalah gembala (bandingkan dengan Mazmur 23:1; Mazmur 79:13; Mazmur 80:2; Mazmur 95:7 ; Yehezkiel 34:15). Sekarang Yesus mengclaim diriNya sebagai gembala, dan itu sama dengan mengclaim diri sebagai Allah.
Lebih-lebih kalimat ini
merupakan salah satu dari 7 ‘I am’ dalam Injil Yohanes. Ini mengingatkan
kita pada kata-kata ‘I am who I am’ (= Aku adalah Aku) yang dipakai oleh
YAHWEH / Allah untuk memperkenalkan diriNya kepada Musa dalam Keluaran 3:14.
c) Sekalipun Yesus adalah gembala, Ia juga mengangkat manusia sebagai gembala (bandingkan dengan Efesus 4:11 ; Kisah Para Rasul 20:28 ; Yohanes 21:15-19 ; 1Petrus 5:2-3).
·
Ini bertentangan dengan ajaran Gereja Sidang Jemaat Kristus, yang menentang
adanya gembala.
·
Ini menunjukkan bahwa Pendeta dan majelis (bukan Pendeta saja) harus
menggembalakan jemaat:
- memberi makan firman Tuhan.
- menjaga dan membentengi terhadap ajaran sesat.
- mengawasi kerohanian / pertumbuhan rohani jemaat.
- mencari yang hilang.
- menguatkan / menghiburkan yang lemah, dan sebagainya.
· Pendeta / majelis harus selalu ingat
bahwa gembala yang sesungguhnya bukanlah mereka tetapi Tuhan Yesus. Bandingkan dengan Matius 23:8-10 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
- jangan mau disebut rabi, bapa, pemimpin. Ini tentu tak boleh diartikan bahwa
kita betul-betul tidak boleh menyebut guru sebagai guru, bapa sebagai bapa, dan sebagainya. Maksudnya kita harus tetap menyadari bahwa Guru, Bapa dan Pemimpin yang
sebenarnya adalah Tuhan sendiri.
Calvin: “... when the term shepherd is applied to men, it is used, as we say, in a subordinate sense; and Christ shares the honour with his ministers in such a manner, that he still continues to be the only shepherd both of themselves and of the whole flock” (= ... pada waktu istilah gembala digunakan terhadap manusia, istilah itu digunakan, seperti kami katakan, dalam pengertian yang lebih rendah; dan Kristus membagikan kehormatan dengan pelayan-pelayanNya dengan cara sedemikian rupa, sehingga Ia tetap menjadi gembala satu-satunya baik bagi mereka maupun bagi seluruh kawanan).
Penerapan:
Jangan pernah berkata: ‘Dombaku
dicuri’, karena semua orang Kristen adalah domba Tuhan, bukan dombanya pendeta.
d) Penggambaran Yesus sebagai pintu (ayat 7,9), maupun penggambaran Yesus sebagai gembala (ayat 11,14), sama-sama berhubungan dengan keselamatan. Sebagai pintu, Yesus merupakan satu-satunya jalan masuk pada keselamatan; sebagai gembala, Yesus menyerahkan nyawaNya untuk domba-dombaNya.
2) Ayat 11b: ‘Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya’ (bandingkan dengan ayat 15b: Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.).
a) Seorang gembala memang mencintai dombanya dan rela berkorban untuk dombanya (bandingkan dengan 1Samuel 17:34-36 ; Yesaya 31:4). Tetapi dalam hal ini ada perbedaan antara Yesus (realita) dan gembala (yang hanya merupakan penggambaran):
·
kalau gembala mati untuk dombanya, itu bukan kesengajaan. Tetapi Yesus mati
untuk kita secara sengaja / sukarela.
·
kalau gembala mati, itu merupakan bencana bagi domba-dombaNya. Tetapi pada
waktu Yesus mati untuk kita, itu merupakan kehidupan bagi kita.
b) Ayat ini merupakan salah satu dasar dari doktrin Limited Atonement (= Penebusan terbatas) dalam Calvinisme / Reformed, karena di sini dikatakan bahwa gembala / Yesus memberikan nyawaNya bagi domba-dombanya (tidak dikatakan bagi semua orang). Memang dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang seolah-olah menunjukkan bahwa Yesus mati bagi semua orang. Tetapi harus diingat bahwa istilah ‘semua orang’ dalam Kitab Suci tidak selalu betul-betul berarti ‘semua orang’. Misalnya: Roma 5:18b, Mazmur 22:28.
3) Ayat 12-13: sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
a) Pada saat menyatakan diriNya sebagai pintu, Yesus menggambarkan mereka yang tidak melalui pintu sebagai pencuri dan perampok (ayat 1,7-8). Sekarang pada waktu menyatakan diriNya sebagai gembala, Yesus mengkontraskan diriNya dengan ‘orang upahan’. Ada persamaan antara ‘pencuri / perampok’ dengan ‘orang upahan’, yaitu:
·
sama-sama tidak peduli / mengasihi domba.
· sama-sama mencari kepentingan
diri sendiri.
Penerapan:
Kalau saudara adalah seorang pendeta, majelis, ataupun guru sekolah minggu,
maka saudara perlu merenungkan apakah 2 hal jelek ini ada pada diri saudara
atau tidak. Kalau ada, saudara adalah seorang upahan, bukan gembala!
b) ‘Orang upahan’ di sini seperti gembala-gembala jahat dalam Yeremia 23:1-dan seterusnya; Yehezkiel 34:1-2 ; Zakharia 11:17.
c) William Barclay berkata bahwa gereja diserang dari luar oleh serigala, dan dari dalam oleh orang upahan.
Dan Calvin berkata:
“No plague is more destructive
to the Church, than when wolves ravage under the garb of shepherds” (= Tidak ada wabah yang lebih merusak dari pada
serigala yang merusak dibawah pakaian gembala).
Penerapan:
Karena itu gereja harus extra
hati-hati dalam memilih hamba Tuhan.
4) Ayat 14-15: Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Gembala (Yesus) dan domba
(orang percaya) saling kenal. Orang yang tidak kenal Yesus juga tidak dikenal
oleh Yesus. Yang penting bukanlah apakah saudara dikenal orang / majelis /
Pendeta, tetapi apakah saudara dikenal oleh Kristus (bandingkan dengan Matius 7:21-23 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga. Pada
hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!").
1) Ayat 16: Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
a) ‘domba-domba yang lain, yang bukan dari kandang ini’.
Kata-kata ‘bukan dari kandang
ini’ menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang non Yahudi yang pada saat itu
belum percaya. Tetapi mereka sudah disebut sebagai ‘domba’! Bandingkan dengan Kisah Para Rasul 18:10
dimana orang yang belum percaya sudah disebut ‘umatKu’.
Ini jelas menunjukkan bahwa
mereka adalah orang pilihan!
Calvin: “Thus, according to the secret election of God, we are already sheep in his heart, before we are born; but we begin to be sheep in ourselves by the calling, by which he gathers us into his fold” (= Jadi, menurut pemilihan yang rahasia dari Allah, kita sudah adalah domba dalam hatiNya, sebelum kita dilahirkan, tetapi kita mulai menjadi domba dalam diri kita oleh panggilan, dengan mana Ia mengumpulkan kita dalam kandangNya).
b) Perhatikan kata-kata Yesus selanjutnya tentang ‘domba-domba yang lain’ dalam ayat 16 ini:
·
‘harus Kutuntun juga’.
· ‘mereka akan mendengarkan
suaraKu’.
· ‘mereka akan menjadi satu
kawanan dengan satu gembala’.
Semua ini menunjukkan bahwa orang pilihan pasti akan bertobat / percaya kepada Yesus. Ini menjadi dasar bagi kita untuk mengatakan 2 hal:
¨ Predestinasi / Rencana Allah tidak mungkin
gagal.
¨ Kasih karunia Allah tidak bisa ditolak (Irresistible
grace)!
c) Yesus menugaskan / memakai kita untuk menuntun domba-domba lain itu kepadaNya. Kita melaksanakan tugas ini dengan memberitakan Injil. Karena kita tidak bisa tahu yang mana yang orang pilihan (elect) dan yang mana yang bukan (reprobate), maka kita harus memberitakan Injil kepada semua orang! Ajaran Calvinisme / Reformed yang sejati, sekalipun percaya pada Predestinasi, sama sekali tidak boleh menyebabkan kita malas dalam memberitakan Injil! Orang yang mengaku diri sebagai Reformed / Calvinist, tetapi tidak memberitakan Injil / tidak menekankan pentingnya Pemberitaan Injil, bukanlah orang Reformed / Calvinist yang sejati!
d) ‘satu kawanan dengan satu gembala’.
Ini menunjuk pada ‘Gereja yang Kudus dan Am’ dalam 12 Pengakuan Iman
Rasuli.
e) Calvin menyoroti kata-kata: ‘mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala’, dan memberi komentar: hanya kalau gereja betul-betul memberitakan Firman Tuhan, dan tunduk pada Firman Tuhan, barulah bisa ada keteraturan.
Penerapan:
Kalau mau mempunyai gereja yang benar, belajarlah Firman Tuhan, dan taatlah
pada Firman Tuhan.
2) Ayat 17-18: Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.
a) Ayat 17: Ini tentu bukan merupakan satu-satunya alasan mengapa Bapa mengasihi Yesus.
Calvin mengatakan bahwa ada alasan yang lebih tinggi mengapa Bapa mengasihi
Yesus, yaitu karena Yesus adalah Anak (Matius 3:17 ; Matius 17:5).
b) Dua hal yang ditekankan di sini, yaitu:
· Pengorbanan nyawa itu dilakukan
oleh Yesus dengan rela, bukan dengan terpaksa!
Penerapan: kalau saudara memberi persembahan, atau melayani Tuhan, atau melakukan sesuatu untuk Tuhan yang menuntut pengorbanan, apakah saudara melakukannya dengan rela atau dengan terpaksa?
William Barclay menceritakan suatu cerita sebagai illustrasi tentang
‘kerelaan berkorban’:
Dalam Perang Dunia pertama ada tentara Perancis yang terluka pada tangannya
sehingga harus diamputasi. Pada saat ia sadar, ahli bedah mengatakan: ‘Dengan
menyesal aku memberitahumu bahwa engkau telah kehilangan sebuah lengan’. Tetapi
tentara itu menjawab: ‘Tuan, aku tidak kehilangan lenganku, aku memberikannya,
untuk Perancis!’
· Yesus (realita) berbeda atau lebih tinggi dari gembala (gambarannya) dalam hal: Yesus menyerahkan nyawaNya untuk menerimanya kembali (bandingkan dengan Yohanes 10:17-18). Ini tidak bisa dilakukan oleh gembala biasa.
Sumber : Golgotha Ministry, Eksposisi Injil Yohanes oleh Pdt. Budi Asali, M. Div.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar