Dalam praktek pembangunan konstruksi bangunan di zaman kuno, batu penjuru adalah batu fondasi utama yang ditempatkan di sudut konstruksi bangunan tersebut. Batu penjuru itu biasanya salah satu yang terbesar, paling padat, dan yang paling hati-hati ditempatkan dari apapun lainnya dalam fondasi bangunan tersebut.
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai Batu Penjuru (Chief Cornerstone) di atas mana gereja-Nya akan dibangun, satu tubuh Kristus yang terdiri dari persatuan orang-orang yang percaya kepada-Nya, dimana Kristus adalah kepala dan orang-orang percaya adalah anggota-anggota tubuhNya, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi.
Kitab Yesaya banyak menunjuk kepada Mesias yang akan datang. Di beberapa bagian dalam kitab Yesaya, Kristus disebut sebagai "Batu Penjuru," seperti dalam Yesaya 28: 16-17: "sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat"
Disini Allah sedang
berbicara kepada para pengejek dan pembual-pembual sombong ketika Dia mengacu pada
Batu Penjuru yaitu Anak-Nya yang berharga -yang menyediakan dasar /fondasi yang
teguh bagi hidup mereka, apabila mereka mau meletakkan kepercayaan mereka kepada-Nya. Yesaya
menggunakan istilah-istilah dalam pembangunan (tali pengukur dan tali sipat) untuk
menyampaikan maksudnya, istilah-istilah
itu dikenal oleh orang-orang agar mereka dapat mengerti .
Dalam Perjanjian Baru metafora (perkataan dengan memakai simbol) batu penjuru
ini dilanjutkan. Dalam Perjanjian Baru, hal ini disampaikan oleh rasul Paulus kepada
orang-orang Kristen di Efesus dengan tujuan untuk membantu mereka mengenal
Kristus dengan lebih baik.
Dalam Efesus 2:19-21, perbandingan antara Yesus
dan Batu Penjuru menjadi sangat jelas: “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing
dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para
nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh
bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di
dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh.”
Selanjutnya, dalam 1 Petrus 2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
Apa yang dikatakan Yesaya berabad- abad sebelumnya telah ditegaskan
dengan kata-kata yang persis sama.
Hal ini menunjukan betapa luar biasanya Alkitab –kitab berisi firman Allah yang
diilhami oleh Allah sendiri!
Petrus
menggunakan istilah konstruksi bangunan untuk para pendengarnya, seperti yang
dilakukan Yesaya, karena istilah-istilah tersebut dimengerti oleh mereka. Juga,
mereka berdua menggunakan "Batu Penjuru" untuk menunjukan Mesias, Pribadi Agung yang Petrus sendiri kenal secara pribadi, dan yang hanya diketahui oleh Yesaya
melalui janji Bapa Surgawi. Kata-kata mereka menyatakan apa yang Yesus telah katakan
sebagaimana tercatat dalam Injil Yohanes, "Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. " (Yohanes
14: 6).
Sumber : GotQuestions.org
Sumber : GotQuestions.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar