Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku (Yesus) dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(Yohanes 15:5)
Bahasan ayat 1 - 6, sebagai berikut :
- Ayat 1: “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya”.
1) ‘Akulah pokok anggur yang benar’.
a) Ini adalah kata-kata ‘I am’ yang terakhir / ketujuh dari seri 7 ‘I am’ dalam Injil Yohanes (Yohanes 6:35 8:12 10:7,9 10:11,14 11:25 14:6 15:1,5).
b) Banyak penafsir yang mengatakan bahwa di sini Yesus membandingkan diriNya dengan Israel, yang adalah pohon anggur yang sudah rusak.
William Barclay: “Jesus calls himself the true vine. The point of that word ALETHINOS, true, real, genuine, is this. It is a curious fact that the symbol of the vine is never used in the Old Testament apart from the idea of degeneration. The point of Isaiah’s picture is that the vineyard has run wild. Jeremiah complains that the nation has turned into ‘degenerate and become a wild vine.’ It is as if Jesus said: ‘You think that because you belong to the nation of Israel you are a branch of the true vine of God. But the nation it is; a degenerate vine, as all your prophets saw. It is I who am the true vine. The fact that you are a Jew will not save you. The only thing that can save you is to have an intimate living fellowship with me, for I am the vine of God and you must be branches joined to me.’ Jesus was laying it down that not Jewish blood but faith in him was the way to God’s salvation. No external qualification can set a man right with God; only the friendship of Jesus Christ can do that” [= Yesus menyebut diriNya sendiri pokok anggur yang benar. Maksud dari kata ALETHINOS, benar, sejati, asli, adalah ini. Merupakan fakta yang aneh / mengherankan bahwa simbol pohon anggur tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama terpisah dari gagasan kemerosotan (moral / rohani). Tujuan penggambaran Yesaya adalah bahwa kebun anggur itu telah menjadi liar. Yeremia mengeluh karena bangsa itu telah menjadi ‘pohon anggur yang merosot dan menjadi liar’. Seakan-akan Yesus berkata: ‘Kamu mengira bahwa karena kamu termasuk bangsa Israel maka kamu adalah ranting dari pokok anggur yang benar dari Allah. Tetapi bangsa itu adalah pokok anggur yang merosot / membusuk, seperti yang dilihat oleh semua nabimu. Akulah pokok anggur yang benar. Fakta bahwa kamu adalah orang Yahudi tidak akan menyelamatkanmu. Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanmu adalah dengan mempunyai persekutuan yang intim dengan Aku, karena Akulah pokok anggur Allah dan kamu harus menjadi ranting-ranting yang berhubungan denganKu’. Yesus sedang mengajarkan bahwa bukan darah Yahudi tetapi iman kepadaNya merupakan jalan keselamatan Allah. Tidak ada persyaratan lahiriah bisa membuat manusia benar di hadapan Allah; hanya persahabatan dengan Yesus Kristus bisa melakukan hal itu] - hal 173.
Catatan: Contoh ayat yang menunjukkan Israel sebagai tanaman anggur yang rusak adalah :
Yeremia 2:21 "Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!"
Yesaya 5:4-7 "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
. Kedua ayat inilah yang dibicarakan oleh Barclay di atas.
Penerapan:
Saudara mungkin bukan termasuk bangsa Yahudi / Israel, tetapi sama seperti mereka saudara juga bisa mengandalkan kebangsaan / hal-hal lahiriah. Mungkin karena saudara berasal dari bangsa / suku bangsa yang beragama kristen, atau mungkin karena seluruh keluarga saudara turun temurun adalah orang kristen. Ingat bahwa semua itu, yang hanya merupakan hal-hal lahiriah, tidak pernah dapat menyelamatkan saudara. Hanya iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang bisa menyelamatkan saudara!
Tasker (Tyndale): “Jesus’ description of Himself as the true, or ‘genuine’, vine, implies that Israel had been an imperfect foreshadowing of what was found to perfection in Himself. He is what God had called Israel to be, but what Israel in fact had never become. With Him therefore a new Israel emerges, the members of which draw their spiritual sustenance from Him alone ” (= Penggambaran Yesus tentang diriNya sendiri sebagai pokok anggur yang benar atau ‘asli / sejati’ secara tak langsung menunjukkan bahwa Israel merupakan bayangan yang tak sempurna tentang apa yang didapati secara sempurna dalam Dia sendiri. Allah memanggil Israel untuk menjadi seperti Dia, tetapi dalam faktanya Israel tidak pernah menjadi seperti Dia. Karena itu dengan Dia muncul Israel yang baru, dimana anggota-anggotanya menyerap makanan rohani dari Dia saja) - hal 174.
c) Leon Morris (NICNT): “Jesus does not say that the church is the vine but that He is. The church is no more than the branches which are ‘in’ the vine” (= Yesus tidak mengatakan bahwa gereja adalah pokok anggur tetapi bahwa Ia adalah pokok anggur. Gereja tidak lebih dari ranting-ranting yang ada ‘dalam’ pokok anggur) - hal 668.
2) ‘Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya’.
Para pengikut Arianisme (yang dalam abad ke 20
ber-reinkarnasi sebagai Saksi Yehovah) menafsirkan dari bagian ini bahwa sama
seperti pokok anggur berbeda dengan pengusaha kebun anggur, demikianlah Yesus
dan Bapa berbeda dalam hal hakekat.
Pulpit Commentary: “The Arians were wrong in concluding from this a difference of essence between the Father and Son” (= Para Arianist salah dalam menyimpulkan dari sini suatu perbedaan hakekat antara Bapa dan Anak) - hal 267.
Kesalahan / kebodohan penafsiran ini muncul karena mereka
menafsirkan suatu allegory dengan penafsiran yang sama sekali tidak sesuai
dengan tujuan utama dari allegory. Allegory tentang pokok anggur ini
penekanannya adalah persekutuan yang baik antara orang percaya dengan Yesus.
Karena itu tidak seharusnya kita menggunakan bagian ini untuk membicarakan
apakah Yesus dan Bapa sehakekat atau tidak.
- Ayat 2: “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah”.
1) Ayat 2 ini menunjukkan bahwa dalam pohon anggur ini ada 2 jenis ranting, yang berbuah dan yang tidak berbuah. Yang pertama menunjuk pada orang Kristen yang sejati (seperti 11 murid yang masih tinggal), yang kedua menunjuk pada orang kristen KTP (seperti Yudas Iskariot yang sudah pergi dalam Yohanes 13:30).
Ada banyak persamaan antara kedua jenis ranting ini, seperti
warnanya, bentuknya, dan daun-daunnya, tetapi dalam pandangan Allah, kedua
ranting ini sangat berbeda dan bahkan bertentangan.
Perbedaannya adalah:
a) Yang satu berbuah dan yang lain tak berbuah.
Charles Haddon Spurgeon: “positive fruit is the
only test of our being in Christ. ... Remember that the judgment will not be
about those things which you do not do, but about positive things” (= buah
yang positif adalah satu-satunya ujian tentang keberadaan kita dalam Kristus.
... Ingatlah bahwa penghakiman nanti bukanlah tentang hal-hal yang tidak engkau
lakukan, tetapi tentang hal-hal positif) - ‘A Treasury of Spurgeon on
the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 557.
Mungkin yang dimaksud oleh Spurgeon adalah orang-orang yang
mengatakan bahwa yang penting dirinya tidak melakukan hal-hal yang negatif,
tidak berbuat jahat, tidak berzinah, tidak merampok, tidak menipu dsb. Semua
hal negatif ini tidak cukup. Tuhan menghendaki buah yang positif, seperti
menolong orang yang menderita, bekerja dengan jujur, menghormati orang tua, dan
sebagainya.
b) Nasib akhir, dimana kalau ranting yang berbuah dibersihkan supaya lebih banyak berbuah, maka ranting yang tidak berbuah dipotong, lalu dikumpulkan dan dibakar (bandingkan dengan ayat 6).
2) ‘Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongnya’ (bandingkan dengan Matius 3:10).
a) Charles Haddon Spurgeon: “If the branches in Christ that bear no fruit, are taken away, what must become of the Sabbath-breaker, the despisers of God, the atheists, the drunkards, the unchaste, the dishonest, the blasphemers?” (= Jika ranting-ranting dalam Kristus yang tidak berbuah dipotong / dibuang, apa yang akan terjadi pada pelanggar Sabat, penghina Allah, atheist, pemabuk, orang kotor / pelacur, orang yang tidak jujur, penghujat?) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 561.
Orang kafir / non
kristen harus memikirkan kata-kata Spurgeon di atas ini. Orang kristen KTP saja
tidak selamat, apalagi orang-orang tersebut!
b) Pemotongan ini bisa dilakukan oleh Allah dengan menggunakan pencobaan, penderitaan, penyesatan, dan kematian. Selain itu masih perlu ditambahkan satu hal lagi, yaitu ‘siasat gerejani / pengucilan’. Bahwa ayat 2 ini mengatakan bahwa yang memotong adalah Allah, tidak berarti bahwa gereja tidak boleh melakukan pengucilan / siasat gerejani (Matius 18:15-17 1Korintus 5:1-13). Ingat bahwa Allah bisa saja memotong ranting yang tak berbuah itu melalui gereja (Barnes’ Notes hal 337).
3) ‘setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah’.
a) Hendriksen mengatakan bahwa pembersihan ranting menunjuk pada justification (= pembenaran) dan sanctification (= pengudusan).
b) Beberapa penafsir mengatakan bahwa selain menggunakan firman (ayat 3), Tuhan juga melakukan pembersihan melalui pencobaan / penderitaan (Pulpit Commentary, hal 277), dan dengan mengambil hal-hal dalam hidup seseorang yang menghalanginya untuk berbuah lebih banyak (Barnes’ Notes, hal 338).
Contoh: Paulus diambil kesehatannya / diberi 'duri dalam
daging' (2Korintus 12:7-10).
Dalam suatu buku Saat Teduh diberikan renungan tentang kata-kata dalam Yohanes 15:2b ini, yang berbunyi sebagai berikut:
“A child of God was dazed by the variety of
afflictions which seemed to make her their target. Walking past a vineyard in
the rich autumnal glow she noticed the untrimmed appearance and the luxuriant
wealth of leaves on the vines, that the ground was given over to a tangle of
weeds and grass, and that the whole place looked utterly uncared for; and as
she pondered, the Heavenly Gardener whispered so precious a message that she
would fain pass it on: ‘My dear child, are you wondering at the sequence of
trials in your life? Behold that vineyard and learn of it. The gardener
ceases to prune, to trim, to harrow, or to pluck the ripe fruit only when he
expects nothing more from the vine during that season. It is left to
itself, because the season of fruit is past and further effort for the present
would yield no profit. Comparative uselessness is the condition of freedom from
suffering. Do you then wish me to cease pruning your life? Shall I leave you
alone?’ And the comforted heart cried, ‘No!’” (= Seorang anak Allah
dibingungkan oleh bermacam-macam penderitaan yang kelihatannya membuatnya
sebagai sasaran mereka. Pada waktu ia sedang berjalan melewati sebuah kebun
anggur pada suatu musim rontok ia memperhatikan sebuah pohon anggur yang tidak
dibersihkan dan banyak sekali daun-daunnya, dan bahwa tanahnya penuh dengan
belukar dan rumput yang bercampur aduk, dan bahwa seluruh tempat itu
kelihatannya sama sekali tidak diurus; dan pada waktu ia merenungkan hal itu,
Sang Tukang Kebun Surgawi membisikkan suatu pesan yang berharga yang dengan
senang hati ia sampaikan / ceritakan: ‘Anakku yang kekasih, apakah engkau
bertanya-tanya tentang rentetan percobaan / ujian dalam hidupmu? Lihatlah kebun
anggur itu dan belajarlah dari sana. Sang tukang kebun berhenti untuk
membersihkan / memangkas pohon, menggaru tanah, atau memetik buah yang matang
hanya pada saat ia tidak mengharapkan apa-apa lagi dari pohon anggur itu selama
musim itu. Pohon anggur itu dibiarkan sendirian, karena musim berbuah sudah
lewat dan usaha lebih lanjut pada saat itu tidak akan menghasilkan keuntungan /
hasil. Ketidakbergunaan sebanding dengan kebebasan dari penderitaan. Lalu
apakah engkau menginginkan Aku berhenti untuk membersihkan / memangkas hidupmu?
Akankah Aku meninggalkan kamu sendirian?’ Dan hati yang telah dihiburkan itu
berteriak: ‘Tidak!’) - ‘Streams in the Desert’, vol 1, February 19.
- Ayat 3: “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu”.
1) ‘Kamu memang sudah bersih’.
Dalam Yohanes 13:10-11 Yesus juga mengatakan ‘kamu sudah bersih’ tetapi pada saat itu Ia menambahkan ‘hanya tidak semua’, karena pada saat itu Yudas Iskariot masih ada (Yudas baru meninggalkan grup Yesus pada Yohanes 13:30).
Tetapi dalam Yohanes 15 ini, Yudas sudah tidak ada sehingga Yesus hanya berkata ‘Kamu memang sudah bersih’ tanpa perkecualian. Jelas bahwa Yudas Iskariot memang adalah orang kristen KTP, sekalipun ia adalah seorang rasul. Karena itu, kalau berdasarkan murtadnya dan binasanya Yudas Iskariot, ada orang yang mengatakan bahwa orang Kristen yang sejati bisa murtad dan keselamatan bisa hilang, ia pasti sangat bodoh! Yudas Iskariot tidak kehilangan keselamatan, karena ia tidak pernah mempunyainya!
2) ‘karena firman yang telah Kukatakan kepadamu’.
Bahwa di sini Yesus mengatakan bahwa para murid sudah bersih karena firman, menunjukkan betapa pentingnya firman dalam hidup kita. Karena itu kita harus dengan rajin dan tekun mencari / belajar Firman Tuhan.
- Ayat 4-5: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
1) ‘Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu’ (ayat 4a).
a) Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
·
Tinggallah di dalam Aku, dan / maka Aku akan tinggal di dalam kamu.
Jadi, hanya
potongan pertama yang merupakan perintah, sedangkan potongan kedua akan menjadi
akibat dari ketaatan pada perintah itu.
· Tinggallah di dalam Aku, dan usahakanlah supaya Aku tinggal di dalam kamu.
Jadi, baik potongan pertama maupun potongan kedua merupakan
perintah.
b) Leon Morris (NICNT): “The two ‘abidings’ cannot be separated, and ‘abiding’ is the necessary prerequisite of fruitfulness” (= Dua ‘tinggal’ itu tidak bisa dipisahkan, dan ‘tinggal’ merupakan syarat mutlak untuk bisa berbuah) - hal 670.
2) ‘Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’ (ayat 4b-5).
Calvin maupun William Hendriksen menggunakan bagian ini untuk mengajarkan doktrin Total Depravity (= Kebejatan Total) / Total Inability (= Ketidakmampuan Total).
Calvin: “we are, by nature, barren and dry, except in so far as we have been ingrafted into Christ, and draw from him a power which is new, and which does not proceed from ourselves” (= secara alamiah kita adalah tandus dan kering, kecuali kalau kita dicangkokkan ke dalam Kristus, dan menarik dari Dia suatu kekuatan yang baru, yang tidak keluar dari diri kita sendiri) - hal 106.
Calvin: “we have no power of doing good but what comes from himself” (= kita tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan kebaikan kecuali apa yang datang dari Dia sendiri) - hal 107.
Calvin: “the nature of man is unfruitful and destitute of everything good; because no man has the nature of a vine, till he be implanted in him” (= manusia secara alamiah tidak berbuah dan tak mempunyai apapun yang baik; karena tidak ada manusia yang mempunyai sifat dari pokok anggur, sampai ia ditanamkan di dalam Dia) - hal 107.
Calvin: “So long as we are separate from him, we bear no fruit that is good and acceptable to God, for we are unable to do anything good” (= Selama kita terpisah dari Dia, kita tidak mengeluarkan buah yang baik dan memperkenan Allah, karena kita tidak bisa melakukan apapun yang baik) - hal 109.
William Hendriksen: “those who are out of relation to Christ can do literally nothing, ... That holds not only for the drunkard, the thief, the murderer, the immoral person, but also for the poet, the scientist, and the philosophers who has not embraced Christ with a living faith. He can render no work that is acceptable before God. ... The passage certainly teaches the inability of man to do that which is good in the sight of God. ... Pelagianism and semi-Pelagianism of every description stands condemned here!” (= mereka yang tidak mempunyai hubungan dengan Kristus secara hurufiah tidak bisa berbuat apa-apa, ... Ini berlaku bukan hanya untuk para pemabuk, pencuri, pembunuh, orang yang tidak bermoral, tetapi juga untuk penyair, ilmuwan, dan ahli filsafat yang tidak memeluk Kristus dengan iman yang hidup. Ia tidak bisa melakukan pekerjaan apapun yang bisa diterima di hadapan Allah. ... Text ini dengan pasti mengajarkan ketidakmampuan manusia untuk melakukan apa yang baik dalam pandangan Allah. ... Pelagianisme dan Semi-Pelagianisme dikecam di sini!) - hal 300.
Catatan: Arminianisme termasuk Semi-Pelagianisme.
Penerapan:
Kalau saudara
menganggap diri saudara sebagai orang baik-baik, tetapi saudara bukan orang
yang beriman kepada Kristus, maka renungkan kata-kata Hendriksen ini!
Bagaimanapun baiknya kehidupan saudara, itu tetap tidak bisa memperkenan Allah.
Semua orang, termasuk saudara, membutuhkan Kristus sebagai Juruselamat!
3) Ayat 4-5 ini menunjukkan betapa mutlaknya Kristus / persekutuan dengan Kristus dalam hidup orang Kristen.
Charles Haddon Spurgeon: “Dear friends, beware
of a Christless Christianity. Beware of trying to be Christians without living
daily upon Christ. The branch may just as well try to bear fruit apart from the
vine as for you to hope to maintain the reality of Christian life without
continual fellowship with the Lord Jesus Christ” (= Teman-teman yang
kekasih, waspadalah terhadap kekristenan tanpa Kristus. Waspadalah terhadap usaha untuk menjadi orang
Kristen tanpa setiap hari hidup dengan Kristus. Ranting bisa mencoba untuk
mengeluarkan buah terpisah dari pokok anggur seperti engkau berharap untuk
menjaga realita hidup Kristen tanpa persekutuan yang terus menerus dengan Tuhan
Yesus Kristus) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 14, hal 482.
Penerapan:
Ada banyak hal
yang bisa menyebabkan orang kristen hidup tanpa Kristus, seperti kesibukan
duniawi (belajar, bekerja, mengurus keluarga / anak, dsb), atau penderitaan,
yang membuat kita kecewa sehingga menjauh dari Kristus. Kalau saudara adalah
orang seperti ini, kembalilah kepada Dia, dan perbaikilah kehidupan doa / saat
teduh saudara, karena tanpa itu, kehidupan saudara tidak akan berbuah!
- Ayat 6: “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar”.
1) Pemotongan ranting yang tidak berbuah / ranting yang tidak tinggal dalam pokok anggur dalam ayat 2 maupun ayat 6, tidak menunjukkan bahwa orang Kristen bisa kehilangan keselamatan. Mengapa? Karena ranting yang tidak berbuah / ranting yang tidak tinggal dalam pokok anggur ini, hanya menunjuk kepada orang kristen KTP yang tidak pernah / belum pernah diselamatkan.
William Hendriksen: “In no sense whatever do
such passages as 15:2 and 15:6 suggest that there is a falling away from grace,
as if those who were once actually saved finally perish. This allegory plainly
teaches that the branches which are taken away and burned represent people who
never once bore fruit, not even when they were ‘in’ Christ. Hence, they never
were true believers; and for them the in-the-vine relationship, though close,
was merely outward. ... The true believers of chapter 15 are represented by
those branches which, abiding forever in the vine, bear fruit, more fruit, much
fruit. They never perish!” (= Text seperti 15:2 dan 15:6 tidak berarti
bahwa ada kemurtadan / kehilangan keselamatan, seakan-akan mereka yang pernah
betul-betul diselamatkan akhirnya binasa. Allegory ini mengajar dengan jelas
bahwa ranting-ranting yang dipotong dan dibakar menggambarkan orang-orang yang
tidak pernah mengeluarkan buah, dan bahkan tidak berbuah pada saat mereka ada
‘dalam’ Kristus. Jadi mereka tidak pernah menjadi orang percaya yang
sungguh-sungguh; dan bagi mereka hubungan dalam pokok anggur, sekalipun dekat,
hanyalah bersifat lahiriah semata-mata. ... Orang-orang percaya yang
sungguh-sungguh dari pasal 15 digambarkan oleh ranting-ranting yang tinggal
selama-lamanya dalam pokok anggur, berbuah makin lama makin banyak. Mereka
tidak pernah binasa!) - hal 296.
2) ‘dikumpulkan orang’.
Kata ‘orang’ seharusnya tidak ada. Jadi seharusnya
hanya ‘dikumpulkan’, bukan ‘dikumpulkan orang’. Memang yang akan mengumpulkan nanti bukanlah orang
tetapi malaikat (Matius 13:41,49-50).
3) ‘dicampakkan ke dalam api lalu dibakar’.
Tentang ‘api’
dalam ayat 6 ini ada yang menafsirkan sebagai ‘api neraka’, tetapi ada juga yang
menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘api ujian / pencobaan’ dalam hidup di
dunia ini. Tetapi dari kata ‘dikumpulkan’, rasanya pandangan pertama yang benar
(bandingkan dengan Matius 13:30,40-42).
Sumber : Golgotha Ministry, Eksposisi Injil Yohanes oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.
Sumber : Golgotha Ministry, Eksposisi Injil Yohanes oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar