Lanjutan dari bagian 10
Bagian 10 |
b. Perayaan hari Pentahbisan Bait Suci.
Yohanes 10:22-23 - “(22) Tidak lama kemudian tibalah
hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. (23)
Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo”.
Yang dimaksud dengan Pentahbisan di sini adalah
Pentahbisan Bait Suci yang perayaannya diperintahkan oleh Yudas Makabe pada
tahun 165 S.M. Ini dicatat dalam kitab Apocrypha, yaitu
1Makabe 1:59 4:52,59. Pentahbisan ini lalu dirayakan setiap tahun.
Pulpit Commentary: “This feast is not elsewhere noticed in the New Testament. The account of its origin is found in 1Macc. 4:36, etc.; 2Macc. 10:1-8; ... It was held on the 25th of Chisleu, which, in A.D. 29, would correspond with the 19th of December, in commemoration of the ‘renewal,’ reconstruction, of the temple by Judas Maccabæus after the gross profanation of it by Antiochus Epiphanes (1Macc. 1:20-60; 4:36-57). It occupied eight days, was distinguished by illumination of the city and temple and of other places throughout the land, and hence was called the ‘Feast of Lights.’ ... One feature was the increase night by night of the number of lights which commemorated the restoration of the temple. All fasting and public mourning were prohibited” [= Pesta / perayaan ini tidak terlihat dimanapun dalam Perjanjian Baru. Cerita tentang asal usulnya ditemukan dalam 1Makabe 4:36, dst.; 2Makabe 10:1-8; ... Itu diadakan pada tanggal 25 bulan Kislew, yang dalam tahun 29 M. sesuai dengan tanggal 19 Desember, untuk memperingati pembaharuan, rekonstruksi, dari Bait Suci oleh Yudas Makabe setelah pencemaran yang besar terhadapnya oleh Antiokhus Epifanes (1Makabe 1:20-60; 4:36-57). Itu memakan waktu 8 hari, terkenal oleh penerangan kota dan Bait Suci dan tempat-tempat lain di seluruh negara, dan karena itu disebut ‘Pesta / perayaan Terang’. ... Satu keistimewaan adalah naiknya malam demi malam jumlah dari terang yang memperingati pemulihan dari Bait Suci. Semua puasa dan perkabungan umum dilarang] - hal 48.
Catatan:
Antiochus Epifanes adalah raja Syria yang bertakhta tahun 175-164 S. M.
(Barclay hal 69). Ia mempersembahkan daging babi untuk dewa-dewa kafir di Bait
Allah. Yudas Makabe memerintahkan perayaan hari ini dalam 1Makabe 4:59.
Calvin: “the temple, which had been polluted, was again consecrated by the command of Judas Maccabæus; and at that time it was enacted that the day of the new dedication or consecration should be celebrated every year as a festival, that the people might recall to remembrance the grace of God” (= Bait Suci, yang telah dicemarkan, ditahbiskan lagi oleh perintah dari Yudas Makabe; dan pada saat itu ditetapkan sebagai hukum bahwa hari dari pembaktian atau pentahbisan itu harus dirayakan setiap tahun sebagai suatu perayaan / pesta, supaya bangsa itu bisa mengingat kasih karunia Allah) - hal 412.
William Hendriksen: “Though it is not one of the three great pilgrim-feasts, it nevertheless, drew many people to Jerusalem” (= Sekalipun itu bukan salah satu dari 3 hari raya besar, tetapi hari itu menarik banyak orang ke Yerusalem) - hal 120.
Barclay: “This was the latest of the great Jewish festivals to be founded. It was sometimes called The Festival of Lights; and its Jewish name was Hanukkah. Its date is the 25th of the Jewish month called Chislew which corresponds with our December. This Festival therefore falls very near our Christmas time and is still universally observed by the Jews” (= Ini adalah perayaan / hari raya Yahudi besar yang terakhir yang ditetapkan. Hari itu kadang-kadang disebut Perayaan / Hari Raya Terang; dan nama Yahudinya adalah HANUKKAH. Tanggalnya adalah 25 dari bulan Yahudi yang disebut Kislew, yang sesuai dengan bulan Desember kita. Karena itu, perayaan / hari raya ini terletak dekat dengan masa Natal kita dan tetap diperingati secara universal oleh orang-orang Yahudi) - hal 69.
Alfred Edersheim: “It was not of Biblical origin, but had been instituted by Judas Maccabaeus in 164 B.C., when the Temple, which had been desecrated by Antiochus Epiphanes, was once more purified, and re-dedicated to the Service of Jehovah (1Macc 6:52-59) ... In memory of this, it was ordered the following year, that the Temple be illuminated for eight days on the anniversary of its ‘Dedication’ ... the ‘Lights’ in honour of the Feast were lit not only in the Temple, but in every home. ... Certain benediction are spoken on lighting these lights, all work is stayed, and the festive time spent in merriment” [= Itu bukan mempunyai asal usul dari Alkitab, tetapi telah ditetapkan oleh Yudas Makabe pada tahun 164 S.M., pada waktu Bait Suci, yang telah dinajiskan oleh Antiokhus Epifanes, sekali lagi disucikan, dan dipersembahkan ulang bagi Pelayanan Yehovah (1Makabe 6:52-59) ... Untuk memperingati hal ini, diperintahkan pada tahun berikutnya, supaya Bait Suci diterangi untuk 8 hari pada hari ulang tahun dari ‘pentahbisan’nya ... Terang untuk menghormati perayaan / hari raya itu dinyalakan bukan hanya dalam Bait Suci, tetapi di setiap rumah. ... Berkat tertentu diucapkan pada waktu menyalakan terang-terang ini, semua pekerjaan dihentikan / ditunda, dan saat perayaan dihabiskan dalam kegirangan] - ‘The Life and Times of Jesus the Messiah’, hal 428-429.
Alfred Edersheim: “The Feast of the Dedication of the Temple, Chanuchah (‘the dedication’), called in 1Maccab. 4:52-59 ‘the dedication of the altar,’ and by Josephus ‘the Feast of Lights,’ was another popular and joyous festival. It was instituted by Judas Maccabæus in 164 B.C., when, after the recovery of Jewish independence from the Syro-Grecian domination, the Temple of Jerusalem was solemnly purified, the old polluted altar removed, its stones put in a separate place on the Temple-mount, and the worship of the Lord restored. The feast commenced on the 25th of Chislev (December), and lasted for eight days. On each of them the ‘Hallel’ was sung, the people appeared carrying palm and other branches, and there was a grand illumination of the Temple and of all private houses” [= Hari Raya Pentahbisan Bait Suci, CHANUCHAH (‘pentahbisan’), disebut dalam 1Makabe 4:52-59 ‘pentahbisan mezbah’, dan oleh Josephus ‘Perayaan Terang’, merupakan perayaan yang lain yang populer dan penuh sukacita. Hari itu ditetapkan oleh Yudas Makabe pada tahun 164 S. M., pada waktu, setelah pemulihan dari kemerdekaan Yahudi dari penguasaan Syria-Yunani, Bait Suci disucikan secara khidmat, mezmah lama yang dicemarkan itu disingkirkan, batu-batunya diletakkan di tempat terpisah pada gunung Bait Suci, dan ibadah kepada Tuhan dipulihkan. Pesta / perayaan itu dimulai pada tanggal 25 bukan Kislew (Desember), dan berlangsung 8 hari. Pada setiap hari lagu ‘Hallel’ dinyanyikan, orang-orang terlihat membawa daun palm dan ranting-ranting yang lain, dan ada suatu penerangan yang besar dari Bait Suci dan semua rumah-rumah pribadi] - ‘The Temple’, hal 333-334.
Alfred Edersheim: “the date of the Feast of the Dedication - the 25th of Chislev - seems to have been adopted by the ancient Church as that of the birth of our blessed Lord - Christmas - the Dedication of the true Temple, which was the body of Jesus” [= tanggal dari hari raya Pentahbisan Bait Allah - bulan Kislew tanggal 25 - kelihatannya telah diadopsi oleh Gereja kuno sebagai tanggal kelahiran dari Tuhan kita yang terpuji - Natal - Pentahbisan dari Bait Allah yang sejati, yang adalah tubuh dari Yesus (bandingkan dengan Yohanes 2:19-22)] - ‘The Temple’, hal 334.
Alfred Edersheim: “From the hesitating language of Josephus, we infer that even in his time the real origin of the practice of illuminating the Temple was unknown. Tradition, indeed, has it that when in the restored Temple the sacred candlestick was to be lit, only one flagon of oil, sealed with the signet of the high-priest, was found to feed the lamps. This, then, was pure oil, but the supply was barely sufficient for one day - but when, lo, by a miracle, the oil increased, and the flagon remained filled for eight days, in memory of which it was ordered to illuminate for the same space of time the Temple and private houses” (= Dari bahasa yang ragu-ragu dari Josephus, kami menyimpulkan bahwa bahkan pada jamannya asal usul dari praktek menerangi Bait Suci tidak diketahui. Tradisi mengatakan bahwa pada saat dalam Bait Suci yang dipulihkan itu lilin yang kudus akan dinyalakan, hanya satu tempat minyak, dimeteraikan dengan segel dari imam besar, ditemukan untuk menyalakan lampu. Ini adalah minyak murni, tetapi jumlah itu hampir tidak cukup untuk satu hari - tetapi pada waktu, lihatlah, oleh suatu mujijat, minyak itu bertambah, dan tempat minyak itu tetap penuh untuk delapan hari, untuk mengingat hal mana diperintahkan untuk menerangi untuk jangka waktu yang sama Bait Suci dan rumah-rumah pribadi) - ‘The Temple’, hal 335.
Alfred Edersheim: “there cannot be a doubt that our blessed Lord Himself attended this festival at Jerusalem, on which occasion He told them plainly: ‘I and My Father are one.’” (= Tidak diragukan bahwa Tuhan kita sendiri menghadiri hari raya / perayaan ini di Yerusalem, dalam peristiwa mana Ia memberitahu mereka dengan jelas, ‘Aku dan Bapa adalah satu’.) - ‘The Temple’, hal 336.
- Yohanes 10:22-23,30 - “(22) Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. (23) Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. ... (30) Aku dan Bapa adalah satu.’”.
Calvin: “Christ appeared in the temple at that time,
according to custom, that his preaching might yield more abundant fruit amidst
a large assembly of men” (= Kristus muncul di Bait Allah pada saat itu,
sesuai dengan kebiasaan / tradisi, supaya khotbahnya bisa menghasilkan buah
yang lebih berlimpah-limpah di tengah-tengah kumpulan orang banyak) - hal 412.
Ini merupakan sesuatu yang harus diperhatikan. Hari Raya Pentahbisan itu bukanlah hari Raya yang ditetapkan oleh Tuhan, tetapi oleh Yudas Makabe. Tetapi sekalipun demikian, dalam perayaan hari itu, Yesus mengikutinya! Yesus tidak bersikap sok suci seperti orang-orang yang anti Natal, dengan menolak mengikuti perayaan tersebut dan mengecam setiap orang yang mengikutinya!
Bersambung ke bagian 12
Sumber : Golgotha Ministry, Bolehkah Merayakan Natal? oleh Pdt. Budi Asali.M.Div.
Daftar isi, posting bagian 11
Macam-macam alasan untuk menentang Natal dan jawabannya
7) Tidak ada
perintah untuk merayakan Natal
f)
Banyak hal tak diperintahkan tetapi toh tak salah untuk dilakukan
7. Perayaan hari-hari raya seperti
Purim, pentahbisan Bait Suci dsb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar