(Kejadian 49:8-10 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.Yehuda
adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu
tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa
jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang
pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya,
maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.)
Sekalipun Kejadian 49:3-27 merupakan
berkat Yakub kepada anak-anaknya (ayat 28), tetapi itu juga merupakan nubuat (ayat
1).
I) Arti nubuat ini.
2)
Ayat 10b: ini ayat sukar yang terjemahannya berbeda-beda.
KJV: ‘until Shiloh
come’ (= sampai Shiloh
datang).
NASB: ‘until Shiloh
comes’ (= sampai Shiloh
datang).
KS Indonesia:
‘sampai dia datang yang berhak atasnya’.
NIV/RSV: ‘until
he comes to whom it belongs’ (= sampai dia yang mempunyainya datang).
Rupanya KS
Indonesia, RSV, NIV menterjemahkan dari suatu manuscript yang berbeda yang
berbunyi ‘until Selloh
comes’ [Derek Kidner (Tyndale)], yang bisa berarti:
·
‘till what is his comes’
(= sampai miliknya datang).
Ini seperti
Septuaginta / LXX yang menterjemahkan: ‘till Judah’s full heritage
appears’ (= sampai warisan penuh dari Yehuda muncul).
·
‘until he comes, to whom it belongs’
(= sampai dia yang mempunyainya datang).
Ini seperti
terjemahan KS Indonesia, NIV, RSV.
Tetapi
kebanyakan penafsir mempertahankan terjemahan KJV/NASB: ‘until Shiloh
comes’ (= sampai Shiloh
datang).
Sekarang, apa
artinya Shiloh? Macam-macam
arti:
·
Shiloh
= Tranquility (= ketenangan / kesentosaan).
·
Shiloh
= The Peaceable One (= Orang yang suka damai).
·
Shiloh
= The Pacifier (= Pembawa damai / perdamaian).
Keil &
Delitzsch: Kata Shiloh
diturunkan dari kata Shalah,
yang berarti to be quiet (= tenang), to enjoy rest (= menikmati
ketenangan), security (= keamanan). Shiloh tidak harus menunjuk pada tempat (a place of rest)
tetapi bisa menunjuk kepada orang, yaitu ‘the man of rest’ (= manusia
damai) atau ‘the bearer of rest’ (= pembawa damai).
II) Penggenapan nubuat ini.
- Pada jaman Musa, Yehuda sudah menduduki tempat terutama di antara semua suku (Bilangan 2:2-3 Bilangan 7:12 Bilangan 10:14).
- Setelah Yosua mati, Yehuda yang pertama menyerang orang Kanaan yang tersisa (Hakim-hakim 1:1-2).
- Pada jaman hakim-hakim, hakim pertama berasal dari suku Yehuda, yaitu Otniel (Hakim-hakim 3:9 bandingkan dengan Yosua 15:1-12,13-19,20-63).
- Dalam perang saudara antara suku-suku Israel melawan suku Benyamin, suku Yehuda yang maju dahulu (Hakim-hakim 20:18).
- Raja Daud berasal dari suku Yehuda (bandingkan dengan 1Tawarikh 28:4). Tetapi mengapa raja pertama, yaitu Saul, bukan dari suku Yehuda, tetapi dari suku Benyamin? Calvin berkata: karena sekalipun Allah menghendaki adanya raja, tetapi Israel meminta adanya raja terlalu cepat dan meminta dengan motivasi yang salah, sehingga Allah memberi raja yang salah, yaitu Saul.
- Raja Salomo (Ibrani: Shelomoh), arti namanya adalah the peaceful one (= orang yang penuh damai). Baca 1Tawarikh 22:9-10!
- Puncak penggenapan adalah dalam diri Yesus / Mesias.
III) Yesus sebagai Pembawa Damai.
Yesaya 9:6
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Bahwa Yesus
adalah Pembawa Damai, juga terlihat dari:
1) Nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang lain:
a)
Yesaya 9:5-6a (Kitab Suci bahasa Inggris Yesaya 9:6-7a) menyebutNya The Prince of Peace / Raja
Damai.
Kata
Ibrani untuk peace / damai adalah Shalom.
b)
Mikha 5:1-4 jelas merupakan nubuat tentang kelahiran Mesias, dan dalam ayat 4nya
dikatakan: ‘dia menjadi damai sejahtera (SHALOM)’ [NIV: he will be their
peace (= ia akan menjadi damai sejahtera mereka)].
2) Melkizedek, yang adalah TYPE (bayangan) dari Kristus, adalah raja Salem (Kejadian 14:18). Kata
SALEM berarti peaceful (= penuh damai).
3) Pada Natal yang pertama, para gembala di padang melihat sejumlah malaikat
menyanyi memuji Allah:
“Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepadaNya”
(Lukas 2:14).
4) Matius 11:28-30 - “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun
ringan”.
5) Yohanes 14:27 - “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu
Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu”.
6) 2Korintus
5:18a,19a - “... Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya ... Sebab Allah telah
mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka”.
7)
Efesus 2:11-18 – bacalah ini dalam Kitab Suci saudara!
Dari
ayat-ayat di atas terlihat bahwa ada 3 macam damai yang menjadi tujuan Kristus
datang ke dalam dunia:
1.
Damai antara manusia berdosa dengan Allah (Efesus 5:11-18 2Korintus 5:18-19).
Ini hanya
bisa tercapai melalui iman kepada Yesus (Roma 5:1 - “Sebab itu, kita
yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh
karena Tuhan kita Yesus Kristus”).
Yesus datang
pada Natal yang pertama dengan tujuan utama untuk mendamaikan manusia berdosa
dengan Allah. Untuk itu Ia mati disalib menebus dosa manusia. Sekarang, kalau
saudara mau berdamai dengan Allah, saudara hanya perlu percaya kepada Yesus
sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara! Maukah saudara?
2.
Damai dalam hati (Matius 11:28-30 Yohanes 14:27).
Rusaknya atau
tidak adanya hubungan dengan Allah menyebabkan manusia tidak mempunyai damai
dalam hati mereka (bandingkan dengan Kejadian 3). Sebaliknya yang ada hanyalah kegelisahan,
kekosongan, kekuatiran, ketakutan, kesumpekan, dsb. Ada banyak orang yang
berusaha mendapatkan damai dengan mencari kekayaan, kesenangan, hiburan dsb.
Tetapi semua itu paling banyak hanya bisa memberikan kesenangan semu yang
bersifat lahiriah / di luar, dan yang tahan hanya sebentar saja! Tetapi kalau
saudara mau datang kepada Yesus dan diperdamaikan dengan Allah, maka saudara
akan mendapat damai di hati yang berbeda dengan damai yang semu dan lahiriah
itu.
Yohanes 14:27 - “Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”.
3.
Damai antara manusia dengan manusia (Efesus 2:14-16).
Yesus pernah
mengucapkan kata-kata yang mengejutkan dan sangat membingungkan banyak orang,
yaitu dalam Matius 10:34-36 yang berbunyi:
“Jangan
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang
bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan
orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu
mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
Artinya:
kalau ada suatu keluarga atau kelompok mendengar tentang Yesus, dan lalu
sebagian menolak Yesus tetapi sebagian menerima Yesus, maka orang-orang yang
menolak Yesus itu bisa menjauhi, memusuhi, menganiaya, dan bahkan membunuh
orang-orang yang menerima Yesus. Contoh: Yohanes 7:43 Yohanes 9:16 Kisah Para Rasul 14:1-4. Tentu
saja kalau hal ini terjadi, itu bukanlah salah dari orang-orang yang menerima
Yesus, dan lebih-lebih bukan salahnya Yesus, tetapi salahnya orang-orang yang
menolak Yesus.
Tetapi
sebaliknya, dua kelompok yang dulunya bermusuhan, setelah kedua kelompok itu
sama-sama percaya kepada Yesus, lalu bersatu / berdamai. Misalnya: masuknya
orang Samaria ke dalam gereja Yahudi (Kisah Para Rasul 8).
Ketiga damai
di atas dipengaruhi oleh dosa! Kalau kita berbuat dosa, apalagi dengan sengaja,
maka:
- sekalipun kita tidak kembali menjadi musuh Allah, tetapi hubungan / persekutuan dengan Allah merenggang.
- damai dalam hati bisa hancur dan berubah menjadi kegelisahan, kesumpekan dsb.
- damai dengan sesama, bahkan dengan sesama saudara seiman, tentu juga bisa hancur, dan berubah menjadi perpecahan, permusuhan dsb.
Kesimpulan / penutup:
Bagi saudara-saudara yang belum
sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, berilah diri saudara diperdamaikan dengan
Allah melalui iman kepada Kristus! Mungkin saudara tidak merasa perlu berdamai
dengan Allah, karena saudara tidak pernah merasa bermusuhan dengan Allah. Tetapi
ingat bahwa:
- Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, semua kita lahir dalam keadaan berdosa (dosa asal), dan ini menyebabkan sejak kita lahir, kita sudah ada di bawah murka Allah (Efesus 2:1-3).
- Setiap dosa yang kita lakukan, besar atau kecil, sengaja atau tidak, melalui kata-kata, hati pikiran atau tingkah laku kita, menyakiti Allah yang maha suci.
Karena itulah maka semua manusia
membutuhkan perdamaian dengan Allah melalui Yesus Kristus ini! Maukah saudara
datang kepada Yesus?
Bagi saudara-saudara yang sudah
percaya, rayakanlah Natal tahun ini dengan suatu tekad untuk membuang semua
dosa, supaya damai dengan Allah, damai dalam hati, dan damai dengan sesama bisa
makin ditingkatkan, dan dengan demikian tujuan Yesus berNatal terwujud dalam
hidup saudara. Maukah saudara?
Tuhan memberkati saudara.
-
AMIN -
Sumber : Golgotha Ministry, Yesus Pembawa Damai oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar