Doktrin kelahiran dari seorang perawan adalah sangat penting.
Yesaya 7:14 : Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Matius 1:23 : Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak
laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel --yang berarti: Allah
menyertai kita.
Lukas 1:26-35 :
26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Pertama-tama, mari kita lihat bagaimana Alkitab menggambarkan peristiwa itu.
- Sebagai jawaban atas pertanyaan Maria, (Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Lukas 1:34) malaikat Gabriel berkata: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Lukas 1:35).
- Malaikat mendorong Yusuf untuk menikahi Maria dengan kata-kata ini: “Sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 1:20). Matius menjelaskan bahwa anak perawan itu “mengandung dari Roh Kudus” (Matius 1:18). Kitab Galatia 4:4 juga secara jelas sekali mengajarkan kelahiran dari seorang perawan, “Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan.”
Dari ayat-ayat itu, jelas kelahiran Yesus adalah hasil pekerjaan Roh Kudus
dalam tubuh Maria. Hal yang imaterial/bukan materi (Roh Kudus) dan hal yang materi
(kandungan Maria) sama-sama mengambil bagian. Tentunya Maria tidak dapat
menghamili dirinya sendiri, dan dalam konteks ini, dia hanyalah ”wadah.”
Inilah Inkarnasi, Allah menjadi manusia. Hanya Allah yang dapat melakukan mukjizat inkarnasi ini.
Menyangkali adanya keterikatan fisik antara Maria dan Yesus sebagai ibu dan
anak, sama saja dengan menyangkali bahwa Yesus itu bukan betul-betul manusia.
- Alkitab mengajarkan bahwa Yesus itu manusia sepenuhnya, dengan tubuh fisik seperti kita. Tubuh materi-Nya diterima dari tubuh Maria.
- Pada saat bersamaan, Yesus juga sepenuhnya Allah, tidak berdosa dan kekal. Lihat Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.; 2 Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. 1 Timotius 3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.".
Yesus tidak dilahirkan dalam dosa, yang berarti Dia tidak memiliki dosa asal
Ibrani 7:26-27 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh,
tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan
lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang
tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus
mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah
untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk
selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai
korban.
Dari penjelasan Paulus, dosa asal tampak diwariskan dari satu
generasi ke generasi lainnya melalui ayah.
Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam),
dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa;
Roma 5:17-19 Sebab, jika oleh dosa satu orang (Adam), maut telah berkuasa oleh satu orang
itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih
karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena
satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab
itu, sama seperti oleh satu pelanggaran (oleh Adam) semua orang beroleh
penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran (Kristus) semua orang
beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi
sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang (Adam) semua orang telah menjadi
orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Yesus Kristus) semua orang
menjadi orang benar.
Kelahiran melalui seorang perawan juga merupakan penggenapan dari janji pertama Allah tentang Mesias dalam kitab Kejadian 3:15 (Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (ular/setan) dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya) Dalam ayat ini, Allah tidak berkata 'mereka' untuk menunjuk kepada Adam dan Hawa dan tidak berkata 'keturunan mereka', tetapi
secara spesifik Allah menunjuk hanya kepada 'perempuan', maka kata
'keturunannya' menunjuk pada keturunan perempuan. Kondisi Maria yang
masih perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki/belum bersuami, menggenapi janji ini bahwa Mesias adalah keturunan perempuan, dimana Allah sendiri yang menjadikan bayi didalam kandungan Maria tanpa seorang laki-laki.
Jadi kelahiran dari seorang anak perawan menghindari pewarisan dosa asal sehingga
Allah yang kekal bisa terlahir sebagai manusia yang sempurna tanpa dosa.
Sumber : GotQuestions.org, Pesan Injil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar