Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa
itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak
bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak
melakukan kejahatan. (Daniel 6:23)
Penulis : Daniel
Tahun Penulisan : Sekitar 535 SM,
mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi antara tahun 605 – 535 SM.
Isi Kitab Daniel :
Sebagai orang asing yang hidup di negeri
asing, Daniel hidup di masa ketika orang Yahudi seolah hanya memiliki
sedikit pengharapan. Mereka hidup sebagai tawanan di dalam pembuangan di Babel, ribuan
kilometer jauhnya dari kampung halaman mereka, dengan hanya berpegang pada
janji Allah bahwa pada suatu hari mereka akan kembali melihat tanah airnya.
Dalam kitab ini, Daniel dan teman-temannya
ditawan di Babel ketika masih remaja. Meskipun mereka tawanan, mereka mendapatkan
pendidikan yang bermutu tinggi dan akhirnya menduduki posisi yang tinggi dalam
pemerintahan di Babel dan Persia.
Karena iman mereka kepada Allah Israel, mereka
dianiaya dan dihukum mati. Namun Allah menganugerahkan atas kesetiaan mereka,
pembebasan/penyelamatan dari ancaman kematian.
Daniel menghadapi raja Nebukadnezar beberapa kali, dan Allah
menunjukkan kedaulatanNya dalam setiap situasi tersebut.
Paruh kedua kitab
Daniel mencatat tentang visi Daniel akan kejadian-kejadian di masa depan.
Mimpi-mimpi dan kisah-kisah Daniel dan teman-temannya memberikan semangat
bagi bangsa Yahudi untuk tetap setia kepada Allah ditengah masa-masa penganiayaan.
Beberapa peristiwa terkenal yang dicatat dalam kitab Daniel :
Perapian yang menyala-nyala Daniel
3:1-30
Daniel dalam gua singa Daniel 6 : 1-28
Tangan menulis di dinding Daniel 5:1-31
Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap
Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu
dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada
beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk
mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam
perapian yang menyala-nyala itu. Lalu
diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan
pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala. Karena
titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa,
sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat
Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas. Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
Kemudian
terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia
kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan
dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya
raja!" Katanya:
"Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu
rupanya seperti anak dewa!" Lalu
Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu;
berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang
maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh,
Mesakh dan Abednego dari api itu. Dan
para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja
datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak
mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah
mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada
mereka. (Daniel 3:19-27)
Video penjelasan Kitab Daniel (credit: theBibleproject.com):
Tidak ada komentar:
Posting Komentar